Konflik Iran Vs Israel
Hipokrisi Israel: Koar-koar Iran Lakukan Kejahatan Perang Merudal RS, tapi Bombardir RS di Gaza
Sementara Israel koar-koar Iran melakukan kejahatan perang saat Rumah Sakit Soroka terkena rudal, tindakan serupa dilakukan rezim Zionis ke Gaza.
TRIBUNNEWS.COM - Hipokrisi Israel kembali mengemuka saat konflik antara Iran vs Israel memanas sejak Jumat (13/6/2025).
Pada Kamis (19/6/2025) waktu setempat atau tepatnya hari ketujuh konflik, Rumah Sakit Soroka di dekat Kota Be'er Sheva, Israel bagian selatan terkena rudal Iran.
Akibat hantaman rudal tersebut, media Israel melaporkan sejumlah kerusakan di Rumah Sakit Soroka dan ratusan orang terluka, dikutip dari abc.net.au.
Sementara itu, dikutip dari BBC, otoritas Iran mengklaim terdapat fasilitas intelijen dan militer Israel di dekat Rumah Sakit Soroka.
Lebih lanjut, Iran mengatakan pihaknya menargetkan lokasi fasilitas intelijen dan militer yang dekat dengan Rumah Sakit Soroka, bukan fasilitas kesehatan itu sendiri.
Mengenai insiden Rumah Sakit Soroka, Menteri Kesehatan Israel Uriel Buso pun angkat bicara.
Uriel menuding bahwa Iran telah melewati melewati 'garis merah' dengan menargetkan Rumah Sakit Soroka yang memiliki lebih dari 1.000 unit ranjang pasien.
Selain itu, Uriel juga mengecam bahwa Iran telah melakukan kejahatan perang.
“Garis merah telah dilanggar. Ini adalah kejahatan perang yang dilakukan oleh rezim Iran,” kata Uriel Buso kepada Radio Angkatan Darat Israel, dikutip via Al Jazeera, Kamis.
Selain serangan di Be'er Sheva, Iran juga dilaporkan meluncurkan rudal ke Tel Aviv.
Media-media Israrel melaporkan serangan Iran pada Kamis kemarin menimbulkan setidaknya 47 korban luka, sebagian besar mengalami cedera ringan.
Baca juga: Beersheba Porak Poranda, Gelombang Rudal Baru Iran Memberondong Israel Selatan, Sirene Meraung-raung

Hipokrisi Israel
Sementara Israel koar-koar Iran melakukan kejahatan perang saat rudalnya mengenai Rumah Sakit Soroka, tindakan serupa telah dilakukan rezim Zionis ke Gaza, Palestina.
Semenjak operasi militer yang digencarkan pada 7 Oktober 2023 silam, Israel telah memperburuk kondisi sistem kesehatan di Palestina yang sudah rapuh.
Menurut data dalam artikel yang diterbitkan di laman who.int pada 22 Mei 2025 lalu, empat rumah sakit besar di Gaza lumpuh dan menghentikan layanan medis.
Keempat rumah sakit tersebut adalah Kamal Adwan Hospital, Indonesia Hospital, Hamad Hospital for Rehabilitation and Prosthetics, dan European Gaza Hospital.
WHO mencatat, 28 serangan terhadap layanan kesehatan di Gaza selama pekan ketiga Mei 2025, dan total 697 serangan sejak Oktober 2023.
Dalam data untuk kurun waktu tersebut, hanya 19 dari 36 rumah sakit di Jalur Gaza yang masih beroperasi, termasuk satu rumah sakit yang menyediakan perawatan dasar.
Lumpuhnya fasilitas medis diperburuk dengan langkanya pasokan sarana dan prasarana, kurangnya tenaga kesehatan, kondisi tidak aman secara terus-menerus, dan lonjakan jumlah korban.
Staf medis yang tersisa terpaksa bekerja di tengah kondisi tersebut.
Dari 19 rumah sakit di Gaza, 12 di antaranya menyediakan berbagai layanan kesehatan, sementara sisanya hanya mampu menyediakan perawatan darurat dasar.
Setidaknya, 94 persen dari semua rumah sakit di Jalur Gaza rusak atau hancur.
Gaza Utara telah kehilangan hampir semua layanan kesehatan.
Sementara, di Gaza selatan, Kompleks Medis Nasser, Al-Amal, dan Rumah Sakit Al-Aqsa kewalahan oleh lonjakan orang yang terluka.
Per pekan ketiga Mei 2025 lalu, di seluruh Jalur Gaza, hanya tersisa 2000 tempat tidur rumah sakit yang tersedia, untuk populasi lebih dari 2 juta orang, jumlah sangat tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan saat ini.
Sementara itu, menurut map.org.uk, per 9 Mei 2025 lalu, tercatat setidaknya 1.400 petugas kesehatan telah tewas di Gaza dalam serangan militer Israel yang sudah berlangsung selama 19 bulan.
Serangan sistematis ini menunjukkan bahwa Israel sedang melancarkan perang terhadap layanan kesehatan di Gaza yang tidak dapat dibiarkan berlanjut, kata Medical Aid for Palestinians (MAP).
Dokter, perawat, paramedis, dan ahli bedah telah dibom di rumah sakit, terkubur di bawah reruntuhan, atau sengaja menjadi sasaran padahal sudah menggunakan ambulans yang diberi tanda dengan jelas.
Komisi Penyelidikan PBB sudah mengatakan, serangan ini merupakan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan berupa pemusnahan.
(Tribunnews.com/Rizki A.)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.