Konflik Iran Vs Israel
Rudal Iran Guncang Mental: Warga Israel Trauma Berat, Curhat Tak Lagi Tidur Nyenyak
Serangan Iran picu gangguan mental dan krisis psikologis di Israel, lebih dari 4.700 panggilan masuk ke hotline kesehatan Israel sejak perang pecah
TRIBUNNEWS.COM – Serangan langsung militer Iran ke wilayah Israel belum lama ini memicu lonjakan kasus gangguan mental dan krisis psikologis baru di tengah ketegangan geopolitik yang belum mereda.
Kementerian Kesehatan Israel melaporkan telah terjadi peningkatan tajam dalam permintaan bantuan psikologis, mencapai 4.700 panggilan sejak ratusan rudal dan drone menyerang wilayah udara Israel pada Jumat pekan lalu.
Selain ribuan panggilan ke hotline nasional, ratusan warga juga menghubungi langsung pusat kesehatan mental dan penyedia layanan medis setempat.
Laporan resmi menyebut bahwa ribuan warga mengalami gejala kecemasan, serangan panik, dan tekanan emosional hebat sejak sirine peringatan membahana di seluruh negeri.
Tak hanya itu warga juga mengaku mengalami rasa gelisah berlebihan, ketakutan terus-menerus, sulit konsentrasi, dan gugup tanpa sebab.
Banyak yang mengaku tidak bisa menjalani rutinitas normal karena selalu merasa waspada. Hal ini menandai krisis psikologis nasional di tengah situasi keamanan yang memburuk.
"Gelombang rudal telah berhenti, tetapi gelombang trauma belum mereda. Kami kini menghadapi darurat kesehatan mental berskala nasional," ujar seorang pejabat dari Kementerian Kesehatan, mengutip dari Jerusalem Post.
Warga Israel Susah Tidur karena Teror Rudal
Meski sebagian besar rudal berhasil dicegat sistem pertahanan udara, tapi masih ada beberapa serpihan kecil yang lolos dan menghantam wilayah terbuka hingga menciptakan gelombang ketakutan massal.
Hal ini yang kemudian memicu kekhawatiran berlebih pada masyarakat, hingga mereka mengaku tak berani memejamkan mata karena takut sirene peringatan serangan tumbuh di tengah malam.
Avi Gatenio, seorang warga Tel Aviv mengatakan bahwa “tidak ingin tidur, karena khawatir sesuatu terjadi saat dia tertidur".
"Ketika serangan terjadi, anak-anak dan saya sedang tidur, istri saya sedang di luar negeri. Begitu sirine berbunyi, kami langsung lari ke ruang aman," kata Avi Gatenio, kepada Channel 12.
"Lima menit kemudian, kami mendengar suara ledakan, tetapi tidak jelas karena semuanya tutup. Saat keluar, kami melihat lingkungan tempat tinggalnya rusak,” imbuhnya.
Bunker Penuh Sesak Diserbu Pengungsi Israel
Serangan rudal Iran tak hanya memicu kepanikan, namun turut memicu krisis tempat perlindungan di seluruh wilayah Israel.
Ribuan warga dilaporkan berdesakan di ruang-ruang aman darurat, dengan sebagian besar tempat perlindungan permanen dinyatakan penuh sejak akhir pekan lalu.
Melansir dari Al Jazeera, di kawasan padat seperti Tel Aviv dan Yerusalem Barat, banyak warga yang tidak memiliki akses ke bunker resmi terpaksa tidur di lorong tangga gedung apartemen.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.