Konflik Iran Vs Israel
Jumlah Korban Konflik Iran-Israel: 248 Tewas, Serangan di Teheran Tewaskan Jenderal Iran
Konflik bersenjata antara Iran dan Israel terus meningkat, menelan ratusan korban jiwa dalam waktu singkat.
TRIBUNNEWS.COM - Konflik bersenjata antara Iran dan Israel terus meningkat, menelan ratusan korban jiwa dalam waktu singkat.
Hingga Senin (16/6/2025), siang, waktu setempat, tercatat sedikitnya 248 orang tewas dalam serangkaian serangan udara dan rudal yang melibatkan kedua pihak.
Dari jumlah tersebut, 224 korban berasal dari Iran dan 24 dari Israel, dengan total lebih dari 1.700 orang terluka di kedua belah pihak.
Pada Selasa (17/6/2025), militer Israel mengonfirmasi bahwa mereka berhasil menewaskan Mayor Jenderal Ali Shadmani, tokoh militer tertinggi Iran yang baru saja diangkat sebagai Panglima Markas Besar Pusat Khatam al-Anbiya, dikutip dari Al-Arabiya.
Serangan itu menyasar pusat komando di jantung Teheran.
Ali Shadmani dikenal sebagai orang kepercayaan Ayatollah Ali Khamenei, Pemimpin Tertinggi Iran, dan sempat menjabat sebagai Kepala Staf masa perang, dikutip dari English khamenei.
Penunjukan Shadmani dilakukan hanya empat hari sebelum ia tewas, menyusul kematian pendahulunya, Letnan Jenderal Gholamali Rashid.
Israel, yang telah lama menganggap Iran sebagai ancaman eksistensial, melancarkan serangan besar-besaran sejak Jumat (13/6/2025).
Dengan menggunakan pesawat tempur dan drone yang diklaim telah diselundupkan sebelumnya, militer Israel menargetkan hampir 100 lokasi strategis pada malam pertama, dikutip dari AP News.
Sasaran utama meliputi fasilitas nuklir di Natanz, pusat riset nuklir di Isfahan, instalasi radar, serta peluncur rudal permukaan-ke-udara di wilayah barat Iran.
Baca juga: Dubes Iran di Jakarta: Kami Punya Hak Bela Diri akan Balas Agresi Israel
Militer Israel menyatakan bahwa serangan ini dilakukan untuk mencegah Iran membangun senjata nuklir.
Sebaliknya, Iran bersikeras bahwa program nuklirnya bersifat damai.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan intelijen AS sebelumnya juga menyatakan tidak menemukan indikasi bahwa Iran tengah mengembangkan senjata nuklir secara aktif.
Namun, IAEA belakangan mengkritik Iran karena tidak transparan terhadap permintaan inspektur, terutama terkait persediaan uranium yang diperkaya.
Korban Jatuh: Pejabat Tinggi Militer dan Ilmuwan Nuklir Iran Gugur
Pada malam pertama serangan, duta besar Iran untuk PBB mengungkap bahwa 78 orang tewas, termasuk tiga tokoh militer utama:
- Jenderal Mohammad Bagheri – Pengawas Angkatan Bersenjata Iran
- Jenderal Hossein Salami – Komandan Garda Revolusi Islam (IRGC)
- Jenderal Amir Ali Hajizadeh – Kepala Program Rudal Balistik IRGC
- Dua ilmuwan nuklir senior Iran juga dilaporkan turut menjadi korban
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.