Konflik Iran Vs Israel
Iran Macet Total! Warga Tumpah ke Jalanan Untuk Hindari Serangan Brutal Israel
Ribuan penduduk Teheran tumpah memadati jalanan kota untuk mengungsi usai Israel menyerang berbagai instalasi militer dan nuklir di ibu kota Iran
Penulis:
Namira Yunia Lestanti
Editor:
Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Ribuan penduduk Teheran tumpah ruah memadati jalan-jalan kota usai serangan udara Israel menyerang berbagai instalasi militer dan nuklir di ibu kota Iran.
Dari video yang beredar di sosial media antrean panjang kendaraan terlihat penuh sesak di sepanjang jalur utama ke provinsi utara, seperti di jalan raya menuju Mazandaran.
Membuat lalu lintas hampir tidak bergerak di jalan raya Teheran arah utara, sementara jalur sebaliknya relatif kosong.
Hal tersebut turut dikonfirmasi media Iran berbahasa Persia yang berkantor pusat di luar negeri, seperti Iran International dan Manoto, serta banyak blogger yang diikuti termasuk Vahid Online, yang mengungkap deretan panjang mobil yang nyaris tak bergerak saat mereka mencoba meninggalkan Teheran.
Tak hanya jalanan ibu kota, kemacetan juga terjadi di wilayah Karaj yang merupakan tempat evakuasi sementara dengan jarak sekitar 40 km dari Teheran.
Adapun kemacetan terjadi setelah Israel menggempur beberapa lokasi militer dan fasilitas nuklir Iran dalam beberapa hari terakhir.
Serangan itu tak hanya menimbulkan ledakan besar di sekitar Teheran, namun turut menewaskan ratusan orang, termasuk sejumlah tokoh militer dan ilmuwan.
Mengantisipasi terjadinya lonjakan korban jiwa di tengah memanasnya perang, pemerintah Iran merespons dengan menutup ruang udara untuk penerbangan sipil.
Pemerintah menyatakan penutupan ini bersifat sementara dan dilakukan demi alasan keamanan nasional serta untuk mencegah risiko terhadap penerbangan komersial.
Akan tetapi tanpa akses jalur udara, satu-satunya opsi bagi warga yang ingin meninggalkan kota adalah melalui jalur darat.
Baca juga: Kekuatan Rudal Iran Tak Terbendung, Lumpuhkan Kilang Minyak Israel di Haifa
Akibatnya, jalan-jalan utama yang menghubungkan Teheran ke utara, seperti Jalan Tol Chalous dan Haraz, langsung dipenuhi oleh kendaraan pribadi yang bergerak ke arah provinsi Mazandaran, Gilan, dan Alborz.
Guru seni Arshia, 29, mengatakan kepada Reuters bahwa keluarganya meninggalkan Teheran menuju kota Damavand, sekitar 30 mil (50 kilometer) ke arah timur, hingga konflik berakhir.
“Orang tua saya takut. Setiap malam, ada serangan. Tidak ada sirene serangan udara, dan tidak ada tempat berlindung,” kata Arshia.
Antrean SPBU Mengular
Lebih lanjut kepanikan warga turut memperparah situasi. SPBU dipadati antrean panjang yang mengular karena banyak warga berusaha mengisi penuh tangki kendaraan sebelum meninggalkan kota.
Di saat yang sama, beberapa jalan alternatif mengalami kelebihan beban lalu lintas, memperluas wilayah kemacetan hingga ke luar Teheran.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.