Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Iran Vs Israel

Eks Agen CIA Diseret ke Penjara, Terancam Dibui 3 Tahun Imbas Bocorkan Rencana Serangan Israel

Mantan agen CIA Asif Rahman dijatuhi hukuman penjara 3 tahun oleh Departemen Kehakiman AS setelah terbukti membocorkan dokumen rahasia militer Israel

Tangkap layar Daily Mail
AGEN CIA DI PENJARA - Mantan agen CIA Asif Rahman dijatuhi hukuman penjara 3 tahun oleh Departemen Kehakiman AS setelah terbukti membocorkan dokumen rahasia militer Israel. Hal itu terungkap lantaran dokumen rahasia yang dibocorkan oleh Asif Rahman muncul di platform media sosial Telegram dengan nama akun “Middle East Spectator”. 

Selain alasan militer, Israel kini harus mempertimbangkan tekanan internasional dan reaksi diplomatik setelah kebocoran terjadi.

Dengan dokumen bocor ke publik, serangan bisa dinilai sebagai agresi sepihak yang tidak mendapat dukungan global.

Oleh karena itu, Israel menunda serangan hingga situasi bisa dikendalikan kembali.

Hubungan AS-Israel Terguncang

Lebih lanjut bocornya rencana serangan militer Israel terhadap Iran oleh mantan agen CIA Asif Rahman mengguncang hubungan strategis antara Amerika Serikat dan Israel.

Pemerintah Israel dilaporkan kecewa dan marah atas kegagalan Washington menjaga keamanan dokumen yang seharusnya sangat dijaga kerahasiaannya.

"Bocoran ini bukan sekadar kelalaian, ini pelanggaran terhadap kepercayaan yang dibangun puluhan tahun," ungkap sumber diplomatik yang tidak disebutkan namanya.

Ketika informasi rahasia mereka bocor dari dalam lembaga intelijen AS sendiri, Israel merasa dikhianati oleh sekutu terdekatnya.

Beberapa analis memperingatkan bahwa Israel bisa saja mulai membatasi informasi yang mereka bagi kepada AS dalam operasi sensitif, demi mencegah risiko kebocoran serupa.

Sementara itu, Amerika Serikat menghadapi tekanan politik dalam negeri maupun dari sekutu akibat insiden ini.

Banyak pihak mempertanyakan efektivitas sistem pengawasan internal CIA, terutama dalam menangani data dengan tingkat klasifikasi tertinggi.

Keretakan ini dianggap berbahaya karena kepercayaan adalah fondasi utama dalam berbagi informasi sensitif antarnegara.

(Tribunnews.com / Namira)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved