Konflik Rusia Vs Ukraina
Ekonomi Melambat, Bank Sentral Rusia Pangkas Suku Bunga Acuan dari Level Tertinggi Sepanjang Sejarah
Rusia diketahui telah meningkatkan pengeluaran militer sejak melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina pada tahun 2022 di tengah sanksi Barat
Ekonomi Melambat, Bank Sentral Rusia Pangkas Suku Bunga Acuan dari Level Tertinggi Sepanjang Sejarah
TRIBUNNEWS.COM - Bank Sentral Rusia pada Jumat (6/6/2025) dilaporkan memangkas suku bunga acuannya menjadi 20 persen dari level tertinggi dua dekade sebesar 21 persen.
Alasan pemangkasan suku bunga ini karena meredanya tekanan inflasi dan tanda-tanda perlambatan ekonomi.
Langkah tersebut menandai pemangkasan suku bunga pertama bank tersebut sejak September 2022 dan terjadi di tengah meningkatnya tekanan politik untuk melonggarkan biaya pinjaman, yang menurut kalangan bisnis menghambat investasi dan pertumbuhan.
Baca juga: Intelijen Latvia: Rusia Pantau Militer NATO di Laut Baltik, Naikkan Jumlah Pasukan Hingga 1,5 Juta
“Perekonomian Rusia secara bertahap kembali ke jalur pertumbuhan yang seimbang,” kata Bank Sentral Rusia dalam sebuah pernyataan, dikutip dari TMT, Minggu (8/6/2025).
Meski demikian, mereka memperingatkan bahwa kebijakan moneter akan “tetap ketat untuk jangka waktu yang lama.”
Kremlin telah meningkatkan pengeluaran militer sejak melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina pada tahun 2022, mendorong pertumbuhan melalui produksi senjata dan pengeluaran pertahanan bahkan ketika sanksi Barat membebani sektor lain.
Inflasi masih berada di atas 10 persen, meskipun Bank Sentral mengatakan “tekanan harga” “terus menurun.”
Para pembuat kebijakan secara resmi menargetkan inflasi sebesar 4%, tetapi mereka tidak memperkirakan akan mencapai tingkat tersebut hingga tahun 2026.

Meningkatnya Risiko Krisis Perbankan Sistemik
Dalam laporan dari lembaga pemikir ekonomi yang berafiliasi dengan negara pada akhir Mei silam, disebutkan kalau Rusia menghadapi risko meningkatnya krisis perbankan secara sistemik.
Para ahli di Pusat Analisis Makroekonomi dan Peramalan Jangka Pendek (CMASF) memperingatkan, meskipun krisis besar belum terjadi, beberapa tanda peringatan menunjukkan kemungkinan besar hal itu akan terjadi.
Dalam analisis terakhirnya, CMASF menggambarkan situasi saat ini sebagai "resonansi" sinyal ekonomi negatif: meningkatnya utang macet, indikasi awal pelarian deposan, dan meningkatnya tekanan pada bisnis dan konsumen akibat suku bunga tinggi.
Kelompok ini kini memantau secara cermat tidak hanya indikator timbulnya krisis, tetapi juga tanda-tanda bahwa krisis di masa mendatang dapat berkepanjangan.
Krisis perbankan sistemik, sebagaimana didefinisikan oleh CMASF, akan melibatkan setidaknya satu dari tiga kondisi:
- Pinjaman bermasalah yang melebihi 10?ri total aset perbankan
- Penarikan dana yang signifikan oleh deposan
- Rekapitalisasi bank skala besar yang melebihi 2?ri PDB negara tersebut.
Konflik Rusia Vs Ukraina
Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-1.301: Pussy Riot Dihukum Penjara In Absentia |
---|
Pamer Kekuatan: Rusia–Belarus Gelar Latihan Perang, Kerahkan Rudal Nuklir, Jet Bomber, hingga Tank |
---|
Diplomasi Besi Putin ke NATO, AS Kirim Perwira Pantau Latihan Perang Besar-besaran Rusia-Belarus |
---|
Perang Kuras Keuangan Ukraina, Presiden Zelensky Butuh 120 Miliar Dolar untuk Lawan Rusia di 2026 |
---|
Rumania Naik Pitam, Panggil Dubes Rusia usai Insiden Drone Tembus ke Wilayah Udara |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.