Kamis, 2 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia Usulkan Gencatan Senjata 2-3 Hari untuk Evakuasi Jenazah, Zelensky: Mereka Bodoh

Rusia usul gencatan senjata 2-3 hari untuk evakuasi jenazah tentara dan korban di Ukraina, Zelensky sebut Rusia bodoh dan berniat lanjutkan perang.

Kantor Kepresidenan Ukraina
ZELENSKY CURIGAI RUSIA - Gambar ini diambil dari Kepresidenan Ukraina pada Selasa (3/6/2025), memperlihatkan Presiden Ukraina Zelensky berbicara dalam acara KTT Sembilan Negara Nordik dan Bukares pada Senin, 2 Juni 2025. Zelensky mengomentari usulan Rusia soal gencatan senjata 2-3 hari untuk evakuasi jenazah tentara dan korban lain di Ukraina setelah perundingan di Istanbul pada 2 Juni 2025. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menanggapi usulan Rusia yang menawarkan gencatan senjata selama 2-3 hari untuk mengumpulkan jenazah tentara Ukraina.

"Seperti yang mereka katakan, mengenai gencatan senjata, mereka siap untuk gencatan senjata selama dua atau tiga hari untuk mengumpulkan korban tewas dari medan perang," kata Zelensky dalam konferensi pers di Kyiv, Senin (2/6/2025).

Zelensky menyebut Rusia bodoh karena mengusulkan gencatan senjata hanya selama 2-3 hari.

Presiden Ukraina menyebutnya hanya sebagai jeda kecil dalam perang, bukan benar-benar niat Rusia untuk mengakhiri perang.

"Saya pikir mereka bodoh, karena pada prinsipnya, gencatan senjata adalah untuk tidak ada korban tewas. Jadi Anda lihat, ya, Anda lihat suasananya. Jadi bagi mereka, ini hanya masalah jeda kecil dalam perang," katanya.

Zelensky mengatakan hal itu seharusnya mendapat perhatian dari mitra Ukraina, Amerika Serikat (AS), agar menjatuhkan lebih banyak sanksi terhadap Rusia.

"Itulah sebabnya saya benar-benar ingin mitra Amerika kita mengambil langkah-langkah kuat untuk mengirim paket sanksi ke Senat (AS). Dan untuk menekan Rusia agar melakukan gencatan senjata dengan sanksi yang kuat. Mereka belum memahaminya dengan cara lain," tambahnya.

Zelensky sebelumnya menegaskan bahwa Ukraina tidak akan mengubah tuntutannya untuk gencatan senjata tanpa syarat.

"Anda tahu bahwa kami tidak mengubah agenda. Gencatan senjata tanpa syarat, pertukaran tahanan, pemulangan anak-anak. Pemulangan, bukan pertukaran, tetapi pemulangan warga sipil," kata Zelensky.

Setelah pertukaran tahanan, Zelensky berharap akan ada pertemuan antara pemimpin Rusia dan Ukraina.

"Nah, dan kemudian ada pertemuan para pemimpin. Mengenai pertemuan para pemimpin. (Menteri Pertahanan Ukraina) Rustem Umerov mengatakan kepada saya bahwa mereka percaya bahwa ini dapat dikerjakan pada akhir bulan ini, awal bulan depan," kata Zelensky, seperti diberitakan Suspilne.

Baca juga: Rusia-Ukraina Setuju Tukar Tawanan Perang dan 12.000 Jenazah Tentara setelah Negosiasi di Istanbul

Tim Rusia dan Ukraina Berunding di Istanbul

Sebelumnya, perwakilan Rusia dan Ukraina melakukan pertemuan untuk negosiasi di Istanbul, Turki, pada Senin (2/6/2025) kemarin.

Tim Rusia dipimpin oleh Ajudan Kremlin, Vladimir Medinsky, sedangkan tim Ukraina dipimpin oleh Menteri Pertahanan Ukraina, Rustem Umerov.

Dalam pertemuan itu, Rusia menyerahkan nota kesepahaman, dokumen yang berisi persyaratan yang diajukan Kremlin untuk gencatan senjata.

Sementara Ukraina telah menyerahkan nota kesepahaman mereka kepada Rusia pada 28 Mei 2025.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved