Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia-Ukraina Setuju Tukar Tawanan Perang dan 12.000 Jenazah Tentara setelah Negosiasi di Istanbul
Rusia dan Ukraina setuju untuk tukar tawanan perang dan 12.000 jenazah tentara setelah pertemuan di Istanbul. Belum ada kesepakatan gencatan senjata.
TRIBUNNEWS.COM - Rusia dan Ukraina sepakat untuk melakukan pertukaran tawanan perang dan jenazah tentara, setelah kedua pihak bertemu untuk negosiasi di Istanbul, Turki pada Senin (2/6/2025).
Perwakilan dari kedua pihak bertemu selama hampir satu jam di kota Istanbul, Turki, yang merupakan putaran negosiasi kedua sejak Maret 2022.
Moskow mengatakan pihaknya menginginkan penyelesaian jangka panjang, bukan jeda dalam perang.
Sementara Ukraina mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin tidak tertarik pada perdamaian.
Ajudan Kremlin, Vladimir Medinsky, mengatakan negosiator Rusia telah menyerahkan kepada rekan Ukraina mereka sebuah memorandum terperinci yang menguraikan persyaratan Moskow untuk gencatan senjata penuh.
Vladimir Medinsky, yang memimpin tim Rusia, mengatakan Moskow juga mengusulkan gencatan senjata khusus selama dua hingga tiga hari di beberapa bagian garis depan sehingga jenazah prajurit yang tewas dapat dikumpulkan.
Masing-masing pihak mengatakan akan menyerahkan jenazah 6.000 prajurit yang tewas kepada pihak lainnya, seperti diberitakan Suspilne.
Menteri Pertahanan Ukraina Rustem Umerov, yang memimpin delegasi Kyiv, mengatakan pertukaran baru akan difokuskan pada mereka yang terluka parah dalam perang dan pada kaum muda.
Umerov juga mengonfirmasi bahwa Rusia telah menyerahkan rancangan perjanjian damai kepada Ukraina.
Selain itu, ia mengatakan Ukraina yang telah menyusun versinya sendiri, akan meninjau dokumen Rusia tersebut.
"Ukraina telah mengusulkan untuk mengadakan lebih banyak pembicaraan sebelum akhir Juni, tetapi percaya bahwa hanya pertemuan antara Zelensky dan Putin yang dapat menyelesaikan banyak masalah yang diperdebatkan," kata Umerov setelah perbicaraan di Istanbul kemarin.
Baca juga: Putin Siap Balas Dendam ke Ukraina dan Copot Kepala Intelijen Rusia Setelah Operasi Jaring Laba-laba
Kepala staf Zelensky, Andriy Yermak, mengatakan delegasi Kyiv telah meminta pengembalian daftar anak-anak yang dikatakannya telah dideportasi ke Rusia.
Sementara itu, Rusia mengatakan ada 339 nama anak-anak Ukraina yang dipindahkan untuk melindungi mereka dari pertempuran, bukan diculik.
"Setiap anak pasti akan menemukan orang tuanya. Semua keluarga akan bersatu kembali. Kami sedang mengusahakan ini dari kedua belah pihak," kata Vladimir Medinsky, seperti dikutip dari Gazeta.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.