Selasa, 30 September 2025

Trump Terapkan Tarif Timbal Balik

Trump dan Xi Jinping Siap Tatap Mata, Sinyal Perang Dagang AS VS China Mereda

Donald Trump dan Xi Jinping bakal menggelar perundingan empat mata pekan ini, untuk membahas penyelesaian sengketa perdagangan antara AS dan China

Instagram realdonaldtrump/xi.jinping_cn
PERANG DAGANG - Donald Trump (Kanan) dan XI Jinping (kiri) bakal menggelar perundingan empat mata pekan ini, untuk membahas penyelesaian sengketa perdagangan antara AS dan China, setelah beberapa pekan terakhir kedua negara terlibat perang dagang akibat aksi lempar tarif impor. 

TRIBUNNEWS.COM – Pemimpin tertinggi Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping bakal menggelar perundingan empat mata.

Rencana ini diungkap oleh Direktur Dewan Ekonomi Nasional Amerika Serikat, Kevin Hassett pada Senin (2/6/2025).

Dalam keterangan resminya, Hassett mengatakan pembicaraan antara AS dan China yang merupakan kedua pemimpin negara ekonomi terbesar dunia akan menggelar pertemuan penting pada pekan ini.

Adapun pertemuan ini diharapkan dapat membuka jalan bagi penyelesaian konflik dan menghindari eskalasi lebih lanjut yang dapat merugikan perekonomian global

"Presiden Trump, kami harapkan, akan melakukan pembicaraan yang luar biasa tentang negosiasi perdagangan minggu ini dengan Presiden Xi Jinping itulah harapan kami," kata Hassett, dikutip dari CNBC International.

"Harapannya adalah bahwa kedua belah pihak telah menyatakan kesediaan untuk berunding," imbuhnya.

Diskusi antara Trump dan Xi menandai langkah besar dalam negosiasi antara kedua negara, setelah beberapa pekan terakhir AS dan China terlibat konflik akibat aksi lempar tarif impor.

Meski belum dirinci kapan dan di mana pertemuan akan digelar, akan tetapi pertemuan antara Trump dan Xi Jinping menjadi momen krusial dalam menentukan arah hubungan dagang kedua negara.

Isi Perundingan Trump VS Jinping

Pertemuan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping yang akan berlangsung dalam waktu dekat, berfokus untuk membahas penyelesaian sengketa perdagangan yang tengah memanas antara kedua negara.

Salah satu isu utama yang akan dibahas adalah tuduhan dari pihak AS bahwa Tiongkok telah melanggar kesepakatan perdagangan yang disepakati di Jenewa pada Mei lalu, khususnya terkait ekspor mineral penting yang dibutuhkan oleh industri AS.

Baca juga: China Umumkan Daftar Produk AS Bebas dari Tarif 125 Persen, Sinyal Terbuka Negosiasi Perang Dagang?

Komunikasi tingkat tinggi ini diharapkan dapat meredakan ketegangan dan membuka jalan bagi kesepakatan yang lebih permanen, menjadi titik balik dalam hubungan perdagangan antara AS dan Tiongkok.

Jika berhasil mencapai kesepakatan, hal ini dapat membawa stabilitas bagi pasar global dan memberikan kejelasan bagi pelaku usaha yang selama ini menghadapi ketidakpastian akibat perang dagang.

Namun, jika pertemuan tersebut gagal menghasilkan solusi konkret, risiko eskalasi lebih lanjut tetap ada.

Mengingat kedua negara memiliki kepentingan strategis yang besar dalam hubungan dagang ini, dan keberhasilan negosiasi akan sangat bergantung pada kemauan politik dari kedua belah pihak untuk mencapai kompromi.

Diwartakan sebelumnya, Menteri Keuangan Amerika Serikat, Scott Bessent mengungkapkan pembicaraan dagang AS-Tiongkok “agak macet”.

Sehingga mengharuskan para pemimpin kedua negara untuk berdiskusi secara langsung.

Dalam wawancara di program Face the Nation CBS pada akhir pekan kemarin, Bessent menyatakan bahwa percakapan antara kedua pemimpin akan membantu menyelesaikan perbedaan terkait kesepakatan tersebut.

"Saya yakin bahwa ketika Presiden Trump dan Ketua Partai Xi berbicara, masalah ini akan diselesaikan," ujarnya .

Hubungan Trump-Xi Jinping Dalam Keadaan Baik

Trump dan Xi Jinping terakhir kali berbicara pada bulan Januari 2025, tepat sebelum presiden AS tersebut dilantik untuk masa jabatan keduanya.

Publik berasumsi bahwa hubungan keduanya kini tengah memanas akibat aksi lempar tarif hingga memicu tensi dagang di pasar global.

Namun di tengah munculnya isu negatif tersebut, Pejabat tinggi AS, termasuk Menteri Keuangan Scott Bessent dan Direktur Dewan Ekonomi Nasional Kevin Hassett, menyatakan bahwa hubungan keduanya sangat baik.

"Mereka memiliki hubungan yang sangat baik dan saya yakin bahwa Tiongkok akan hadir saat Presiden (Donald) Trump menyatakan (pilihannya),” ungkapnya.

Trump sendiri telah menyampaikan bahwa ia memiliki hubungan pribadi yang baik dengan Xi Jinping dan optimistis bahwa kedua negara dapat mencapai kesepakatan dagang yang adil dalam waktu dekat.

Ia juga menyebut Xi sebagai "sahabat lama" dan menunjukkan niat untuk berdamai dengan Tiongkok.

Meskipun terdapat tuduhan dari Trump bahwa Tiongkok telah melanggar kesepakatan perdagangan yang disepakati sebelumnya, komunikasi antara kedua pemimpin tetap dijaga.

(Tribunnews.com / Namira)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan