Senin, 6 Oktober 2025

Krisis Korea

Profil Kim Moon Soo, Perjalanan Mengejutkan Aktivis Buruh Pabrik ke Panggung Politik

Kim Moon-soo, dari buruh pabrik hingga calon presiden Korea Selatan. Dulu revolusioner, kini tokoh konservatif. Simak rangkuman profilnya berikut ini.

Twitter/X @kimmoonsooII
KIM MOON SOO - Gambar diambil dari X atau Twitter milik @kimmoonsooII, Senin (2/6/2025). Mantan aktivis buruh ini resmi maju sebagai calon presiden dari Partai Kekuatan Rakyat (PPP), partai konservatif utama, untuk pemilu luar biasa pada 3 Juni mendatang. 

TRIBUNNEWS.COM - Nama Kim Moon Soo kembali jadi sorotan publik Korea Selatan.

Mantan aktivis buruh ini resmi maju sebagai calon presiden dari Partai Kekuatan Rakyat (PPP), partai konservatif utama, untuk pemilu luar biasa pada 3 Juni mendatang.

Kim Moon Soo kini berusia 73 tahun, bukan tokoh baru dalam dunia politik Korea.

Ia adalah mantan Menteri Tenaga Kerja sekaligus eks Gubernur Provinsi Gyeonggi.

Perjalanan politik Kim terbilang unik.

Ia mengawali langkahnya sebagai aktivis buruh garis depan pada 1970-1980-an, tapi kini dikenal sebagai konservatif garis keras.

Berikut ini profil dan sosok Kim Moon Soo, yang dirangkum dari Korea JoongAng Daily, The Korea Herald, Yonhap News.

Dari Buruh Pabrik ke Tokoh Nasional

Lahir di Yeongcheon, Provinsi Gyeongsang Utara pada 1951, Kim adalah anak keenam dari tujuh bersaudara.

Ia dibesarkan dalam kondisi miskin dan menghabiskan masa kecilnya di kawasan kumuh.

Kim masuk Universitas Nasional Seoul pada 1970, tapi dikeluarkan karena terlibat dalam demonstrasi anti-kediktatoran.

Baca juga: Profil Lee Jae-myung, Pemimpin Oposisi Korea Selatan, dari Buruh Jadi Politisi 

Setelah itu, ia bekerja di pabrik garmen dekat Cheonggyecheon, Seoul, dan aktif dalam gerakan buruh.

Ia bahkan menjadi pemimpin Serikat Buruh Dorco pada 1978.

Pada masa ini pula, Kim pernah ditangkap dan disiksa oleh rezim militer karena aktivitas politiknya.

Dalam memoarnya, Kim menulis tentang siksaan brutal yang ia alami, termasuk dipukul dan dipaksa memakai helm saat mencoba bunuh diri di ruang interogasi.

Ia juga sempat dipenjara dua tahun karena memimpin gerakan pro-demokrasi di Incheon tahun 1986.

Berpaling Jadi Konservatif

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved