Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik India dan Pakistan

India Buka Suara, Konfirmasi Kehilangan Jet Tempur saat Bentrok dengan Pakistan, tapi Rahasiakan Ini

Kepala Staf Pertahanan India Jenderal Anil Chauhan mengonfirmasi kehilangan tersebut. Namun pada saat yang sama merahasiakan jumlahnya

Editor: Muhammad Barir
DSA/Tangkap Layar
JATUH DITEMBAK - Tangkap layar DSA, Senin (12/5/2025) menunjukkan puing-puing jet tempur Rafale India yang ditembak jatuh oleh Pakistan. Meski banyak bukti yang tersebar, India masih membantah kehilangan 5 jet tempurnya, 3 Rafale, 1 MiG, dan 1 Sukhoi, dalam pertempuran udara melawan Angkatan Udara Pakistan. 

“Kami tentu ingin mengklarifikasi apa yang sebenarnya terjadi, itulah sebabnya kami terus bekerja sama dengan mitra-mitra India kami untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas.”

"Tentu saja, umpan balik yang paling berharga akan datang dari kinerja Rafale dalam pertempuran berintensitas tinggi, yang menurut beberapa laporan, melibatkan ratusan pesawat tempur. Kami memantau situasi dengan sangat cermat."

Jika terkonfirmasi, insiden ini akan menandai penembakan jatuh Rafale pertama dalam pertempuran sejak debut operasional platform tersebut lebih dari 20 tahun yang lalu—sebuah perkembangan yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi Dassault Aviation dan produk andalannya.

Dampak strategis dan komersial telah dimulai.

Saham Dassault Aviation telah anjlok sebesar 9,48 persen selama lima hari perdagangan terakhir, bertepatan dengan jangka waktu konflik India-Pakistan.

Sebaliknya, saham AVIC Chengdu Aircraft Co. Tiongkok melonjak hingga 61,6 persen di Bursa Efek Shenzhen selama periode yang sama, didorong oleh keberhasilan J-10C yang dipublikasikan secara luas.

Episode ini juga memunculkan kekhawatiran di kalangan pembeli regional lainnya.

Seorang pejabat senior Indonesia menyatakan bahwa kinerja Rafale di medan perang memberikan “dasar yang valid dan berdasarkan data” untuk menilai kembali nilai operasional pesawat tempur tersebut menjelang akuisisi platform yang direncanakan Indonesia tahun depan.

Saat papan catur geopolitik bergeser di Asia Selatan dan sekitarnya, kabut perang mungkin akhirnya terangkat—tetapi gempa susulan strategis dari keterlibatan ini, khususnya bagi reputasi Rafale, kemungkinan akan bertahan lebih lama.

 

SUMBER: DEFENCE SECURITY ASIA

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved