Senin, 6 Oktober 2025

Konflik India dan Pakistan

India Kembangkan Jet Tempur Siluman Pertama, buat Menghadapi Ancaman Jet J-20 dan J-35A Pakistan

India telah memberikan lampu hijau untuk pengembangan jet tempur siluman pertamanya di dalam negeri

Editor: Muhammad Barir
CCTV
JET SILUMAN- Pesawat tempur siluman J-35A diperpecat pengirimannya dari China ke Pakistan. Untuk menghadapi itu, India dilaporkan telah memberikan lampu hijau untuk pengembangan jet tempur siluman pertamanya di dalam negeri—Advanced Medium Combat Aircraft (AMCA)—sebagai respons strategis terhadap meningkatnya ancaman yang ditimbulkan oleh armada J-20 milik Tiongkok dan percepatan akuisisi Pakistan atas jet tempur siluman J-35A “Gyrfalcon.” 

Dilengkapi dengan radar Active Electronically Scanned Array (AESA) buatan China, J-35A diharapkan menghadirkan fusi sensor canggih, pelacakan multi-target, dan karakteristik probabilitas-intersep-rendah (LPI), yang meningkatkan kewaspadaan situasional dan kemampuan bertahan hidup.

Rangkaian avionik mencakup kokpit kaca digital penuh, Helmet Mounted Display (HMD) untuk pertempuran udara lincah dan isyarat rudal, serta sistem terintegrasi di pesawat yang dirancang untuk peperangan yang berpusat pada jaringan.

Dengan kemampuan tempur multiperannya, J-35A dibayangkan dapat melakukan berbagai misi, termasuk superioritas udara, serangan presisi, serangan maritim, dan peperangan elektronik, menjadikannya tambahan yang serba guna dan ampuh bagi angkatan udara modern mana pun.

Setelah dilantik, J-35A diharapkan secara signifikan meningkatkan postur pencegahan udara Pakistan dan kemampuan proyeksi kekuatan, terutama ketika dikerahkan bersama J-20 milik China dan dalam hubungannya dengan rudal jarak jauh seperti PL-15.

Para analis yakin bahwa jika Tiongkok, India, dan Pakistan semuanya berhasil menerjunkan pesawat tempur generasi kelima yang dipersenjatai rudal jarak jauh seperti PL-15, kawasan tersebut dapat memasuki era baru pertempuran udara jarak jauh , di mana kemampuan untuk mendeteksi, mengganggu, dan menyerang dari jarak jauh di luar jangkauan visual menentukan superioritas udara—yang berpotensi menggantikan pertempuran udara tradisional secara keseluruhan.

Dalam lingkungan seperti itu, teknologi siluman, fusi sensor, dan peperangan elektronik akan menjadi pilar dominasi yang menentukan, dan angkatan udara mana pun yang menguasai wilayah ini terlebih dahulu kemungkinan besar akan mengendalikan langit Asia selama beberapa dekade mendatang.

 

SUMBER: DEFENCE SECURITY ASIA

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved