Sabtu, 4 Oktober 2025

Donald Trump Pimpin Amerika Serikat

Trump Beri Napas Lega: Ancaman Tarif 50 Persen Mobil Eropa Ditunda Sampai Juli

Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk menunda penerapan tarif sebesar 50 persen terhadap barang-barang impor dari Uni Eropa, hingga 9 Juli 2025

Facebook The White House
TRUMP SAHKAN ATURAN - Foto diambil dari The White House, Selasa (6/5/2025), Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk menunda penerapan tarif sebesar 50 persen terhadap barang-barang impor dari Uni Eropa, hingga 9 Juli 2025. 

TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memutuskan untuk menunda penerapan tarif sebesar 50 persen terhadap barang-barang impor dari Uni Eropa.

Mengutip Reuters, penerapan tarif impor semula dijadwalkan mulai 1 Juni, namun penerapan tarif ditunda hingga 9 Juli 2025.

Adapun penangguhan ini disahkan Trump usai Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen meminta perpanjangan waktu untuk mencapai kesepakatan perdagangan.

 "Von der Leyen mengatakan bahwa ia ingin melakukan negosiasi yang serius," ujar Trump di Bandara Kota Morristown di New Jersey.

"Tanggal 9 Juli adalah hari yang tepat, itulah tanggal yang ia minta. Bisakah kita memindahkannya dari tanggal 1 Juni ke tanggal 9 Juli? Saya setuju untuk melakukannya," lanjutnya.

Keputusan ini diambil hanya 2 hari setelah Trump mengancam akan mempercepat penetapan tarif tinggi mulai 1 Juni, dengan alasan frustrasi terhadap lambatnya kemajuan perundingan dagang antara AS dan Uni Eropa.

Rencana kenaikan tarif sebesar 50 persen terhadap berbagai produk Eropa mulai dari mobil, makanan, hingga barang elektronik bahkan sempat menimbulkan kekhawatiran luas di kalangan pelaku bisnis dan investor.

Banyak yang khawatir bahwa tarif sebesar itu dapat menghambat arus perdagangan, menaikkan harga konsumen di AS, dan memicu balasan tarif dari Uni Eropa.

Imbasnya bursa utama Wall Street berjatuhan buntut kekhawatiran investor dan gejolak di pasar global.

Selain menekan pasar saham, ancaman tarif dagang Presiden Trump juga memicu pelemahan nilai tukar dolar AS, hingga menyentuh level terendah tiga minggu.

Pasar Beri Respons Positif

Setelah percakapan dengan von der Leyen, Trump menyatakan bahwa ia setuju untuk menunda penerapan tarif hingga 9 Juli, memberikan waktu tambahan bagi kedua belah pihak untuk mencapai kesepakatan.

Baca juga: Respons Kebijakan Trump, Pengusaha RI Sarankan Pemerintah Kenakan Produk AS Tarif 0 Persen

Von der Leyen menyambut baik keputusan tersebut dan menyatakan bahwa Uni Eropa siap bergerak cepat dalam negosiasi.

Ia juga menyatakan bahwa blok tersebut akan memanfaatkan waktu tambahan ini untuk mempercepat proses diplomasi dagang.

Para pejabat di Brussel bahkan mulai mempercepat penyusunan paket kompromi baru yang mencakup penyesuaian terhadap akses pasar dan perlindungan industri strategis Uni Eropa, termasuk bidang otomotif dan pertanian.

"UE dan AS memiliki hubungan perdagangan yang paling penting dan dekat di dunia. Eropa siap untuk memajukan pembicaraan dengan cepat dan tegas. Untuk mencapai kesepakatan yang baik, kami memerlukan waktu hingga 9 Juli," tegas von der Leyen.

Tak hanya itu penundaan ini disambut positif oleh pasar saham.

Terpantau Bursa Asia-Pasifik menguat saat pembukaan perdagangan, Senin (26/5/2025).

Dikutip dari CNBC Internasional, indeks Nikkei 225 mengawali perdagangan dengan kenaikan 0,49 persen. Sementara itu, indeks Topix melesat sebesar 0,45 persen

Di Korea Selatan, indeks Kospi meningkat 0,55 persen. Indeks Kosdaq yang terdiri dari emiten saham berkapitalisasi kecil melambung hingga 0,95 persen.

Penguatan juga terjadi pada pasar minyak nilai tukar euro dan dolar AS menguat terhadap mata uang safe-haven, mencerminkan optimisme investor terhadap kemungkinan tercapainya kesepakatan perdagangan antara AS dan Uni Eropa.

Meskipun demikian, para analis memperingatkan bahwa ketidakpastian masih tinggi, mengingat kebijakan perdagangan Trump yang sering berubah-ubah.

Sebelumnya, Trump juga mengancam akan memberlakukan tarif 25 persen terhadap iPhone yang diproduksi di luar negeri, serta tarif tambahan terhadap produk dari negara-negara yang mengimpor minyak Venezuela.

(Tribunnews.com / Namira)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved