AS Terima Hadiah Pesawat Boeing 747 Rp 6,5 Triliun dari Qatar, Air Force One: Gedung Putih di Udara
AS telah menerima sebuah pesawat yang ditujukan untuk armada Air Force One dari Qatar, sebuah hadiah yang telah memicu kritik
Presiden menegaskan tidak ada imbalan yang terlibat dan bahwa pesawat itu hanyalah pertukaran sederhana antara dua sekutu.
Di Truth Social ia menulis: "Departemen Pertahanan mendapatkan hadiah, gratis, berupa pesawat 747 untuk menggantikan Air Force One yang berusia 40 tahun, untuk sementara, dalam sebuah transaksi yang sangat terbuka dan transparan."
Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani mengatakan transfer tersebut "adalah transaksi antarpemerintah.
"Itu tidak ada hubungannya dengan hubungan pribadi - baik di pihak AS maupun Qatar. Itu urusan kedua kementerian pertahanan," katanya.
Tetapi pernyataan tersebut tidak banyak membantu meredakan kritik terhadap kesepakatan itu, termasuk dari sejumlah sekutu Trump di Kongres dan media sayap kanan.
"Saya pikir tidak ada gunanya bersikap tidak pantas, baik tidak pantas atau tidak," kata Rand Paul, senator Partai Republik dari Kentucky, kepada Fox News.
"Saya bertanya-tanya apakah kemampuan kita untuk menilai catatan hak asasi manusia [Qatar] akan dikaburkan oleh fakta hadiah sebesar ini," kata Paul.
Senator Republik lainnya, Ted Cruz dari Texas, mengatakan menerima hadiah tersebut akan menimbulkan "masalah spionase dan pengawasan yang signifikan".
AS Terima Pesawat Jet Mewah dari Qatar
Amerika Serikat telah menerima sebuah pesawat jet mewah Boeing 747 sebagai hadiah dari Qatar dan Angkatan Udara telah diminta untuk menemukan cara untuk segera meningkatkannya agar dapat digunakan sebagai Air Force One baru untuk mengangkut Presiden Donald Trump , kata Pentagon pada hari Rabu.
Menteri Pertahanan Pete Hegseth menerima jet tersebut untuk digunakan sebagai pesawat resmi Trump, kata Pentagon.
Juru bicara Pentagon Sean Parnell mengatakan Departemen Pertahanan "akan bekerja untuk memastikan langkah-langkah keamanan yang tepat dan persyaratan misi fungsional dipertimbangkan."
Para pakar hukum mempertanyakan cakupan hukum yang berkaitan dengan pemberian hadiah dari pemerintah asing yang bertujuan untuk mencegah korupsi dan pengaruh yang tidak pantas. Partai Demokrat juga berupaya menghalangi penyerahan tersebut.
"Hari ini menandai hari kelam dalam sejarah: presiden Amerika Serikat secara resmi menerima suap terbesar dari pemerintah asing dalam sejarah Amerika," kata Pemimpin Senat Demokrat Chuck Schumer.
"Tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini merupakan noda pada jabatan kepresidenan dan tidak dapat dibiarkan begitu saja," tambahnya.
Trump Bungkam Kebebasan Bersuara, Ancam Cabut Izin Media AS, Era Diktator Dimulai? |
![]() |
---|
Amerika Serikat Blokir Upaya Akuisisi Perusahaan Teknologi oleh Investor Tiongkok |
![]() |
---|
Protes Imigrasi di Chicago Dibubarkan Pakai Gas Air Mata, Ratusan Pendemo Ditangkap |
![]() |
---|
Donald Trump dan Xi Jinping Berbicara via Telepon, TikTok dan Perdagangan Jadi Topik Utama |
![]() |
---|
Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September 2025, Tukar dan Dapatkan Hadiah Item Pack Eksklusif |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.