Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

UNICEF: Situasi di Gaza Memburuk Secara Drastis Akibat Penyerangan Israel

Badan anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa UNICEF mengatakan pada hari Minggu bahwa situasi di Jalur Gaza telah memburuk secara drastis

Editor: Muhammad Barir
Foto oleh Khalil Kahlout/Flash90
DIUSIR PAKSA - Warga Palestina terlihat membawa barang-barang mereka setelah melarikan diri dari rumah mereka di Beit Lahia, di Jalur Gaza utara, pada 22 Maret 2025. Seiring buntunya negosiasi gencatan senjata antara Hamas dan Israel, IDF memerintahkan pengusiran paksa penduduk dari zona-zona yang mereka nilai sebagai basis perlawanan Hamas di Jalur Gaza. Pengusiran paksa ini dimajukan Israel dengan klaim mendukung usulan Presiden AS, Donald Trump untuk memindahkan penduduk Gaza ke negara ketiga. 

UNICEF: Situasi di Gaza Memburuk Secara Drastis Akibat Penyerangan Israel

TRIBUNNEWS.COM- Badan anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa UNICEF mengatakan pada hari Minggu bahwa situasi di Jalur Gaza telah memburuk secara drastis karena pengepungan Israel yang melumpuhkan di daerah kantong Palestina tersebut, Anadolu melaporkan.

“Situasi di Gaza telah memburuk secara drastis selama dua bulan terakhir karena penyerangan yang dilakukan dan pencegahan bantuan kemanusiaan,” kata UNICEF dalam sebuah pernyataan pada X.

Dikatakannya, anak-anak Gaza terus menerus menanggung serangan udara Israel yang tiada henti dan kehilangan hak atas barang-barang penting, layanan, dan perawatan yang dapat menyelamatkan nyawa.

Organisasi tersebut menyerukan dimulainya kembali gencatan senjata dan masuknya bantuan kemanusiaan segera ke wilayah kantong yang terkepung.

Sejak 2 Maret, Israel telah menutup penyeberangan Gaza untuk bantuan makanan, medis, dan kemanusiaan, yang memperparah krisis kemanusiaan yang sudah parah di daerah kantong itu, menurut laporan pemerintah, hak asasi manusia, dan internasional.

Awal bulan ini, Kabinet Keamanan Israel menyetujui rencana pengiriman bantuan untuk warga Palestina di Gaza yang dilanda perang melalui kontraktor keamanan swasta AS berdasarkan penyerahan kotak bantuan kepada individu.

Namun, rencana Israel tersebut telah ditolak oleh PBB dan puluhan kelompok bantuan internasional, dengan mengatakan bahwa rencana tersebut bertentangan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan, tidak dapat dilaksanakan secara logistik, dan dapat membahayakan warga sipil dan staf Palestina.

Kelompok perlawanan Palestina Hamas juga mengecam rencana Israel sebagai “pemerasan politik” dan “pelanggaran hukum internasional.”

Hampir 2,4 juta orang di Gaza hidup sepenuhnya bergantung pada bantuan kemanusiaan, menurut data Bank Dunia.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan pada hari Minggu bahwa Tel Aviv sedang berkoordinasi dengan sebuah perusahaan AS untuk mendistribusikan bantuan kemanusiaan di Gaza, yang menunjukkan bahwa distribusi bantuan tersebut mungkin dimulai pada tanggal 24 Mei.

Tentara Israel terus melancarkan serangan brutal di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023, menewaskan lebih dari 53.300 warga Palestina, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak.

November lalu, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah kantong tersebut.

 


SUMBER: MIDDLE EAST MONITOR 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved