Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik India dan Pakistan

Operasi Bunyanul Marsoos, Rudal Hipersonik JF-17 Pakistan Hancurkan S-400 Rp 24 T India di Punjab

Operasi yang diberi nama “Bunyanul Marsoos” dluncurkan sebagai respons terhadap apa yang digambarkan Pakistan sebagai provokasi terus-menerus India

Sumber foto: EurAsian Times
HANCURKAN S-400 INDIA - Jet tempur JF-17 Thunder buatan Pakistan-China. Jet ini, dengan menggunakan rudal hipersonic dilaporkan menghancurkan sistem pertahanan udara S-400 India buatan Rusia di Punjab. 

Peristiwa terkini telah semakin memperuncing hubungan keduanya.

Pada tanggal 22 April 2025, serangan teroris di Kashmir yang dikelola India menewaskan 26 orang, sebagian besar wisatawan, yang mendorong India menuduh Pakistan sebagai dalang serangan tersebut.

Pakistan membantah tuduhan tersebut, tetapi India menanggapi dengan serangan rudal terhadap pangkalan militer Pakistan, termasuk satu pangkalan di dekat Islamabad, menurut laporan CNN pada tanggal 9 Mei 2025.

Operasi Bunyanul Marsoos Pakistan tampaknya merupakan balasan langsung atas serangan-serangan ini, dengan ISPR menyatakan bahwa operasi tersebut menargetkan sejumlah aset militer India untuk melawan apa yang digambarkannya sebagai sikap agresif India. Penghancuran sistem S-400, jika dikonfirmasi, akan menjadi hasil paling menonjol dari serangan balik Pakistan.

Masyarakat internasional telah menyatakan kekhawatiran atas meningkatnya konflik ini. Pada tanggal 9 Mei 2025, TIME melaporkan bahwa negara-negara Teluk, termasuk Arab Saudi dan Iran, telah turun tangan untuk menengahi, mengisi kekosongan diplomatik yang ditinggalkan oleh Amerika Serikat, yang telah mengurangi keterlibatannya dalam konflik Asia Selatan.

Keterlibatan kekuatan regional menggarisbawahi implikasi global dari konfrontasi India-Pakistan, terutama mengingat kemampuan nuklir kedua negara.

Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm memperkirakan bahwa India memiliki sekitar 164 hulu ledak nuklir, sementara Pakistan memiliki sekitar 170, sehingga setiap eskalasi merupakan masalah keamanan internasional.

RUDAL JARAK JAUH - Sistem pertahanan udara S-400 Triumf buatan Rusia. Turki dilaporkan akan memboyong sistem pelontar rudal jarak jauh ini ke Suriah guna melindungi pemerintahan baru negara itu dari serangan udara Israel.
RUDAL JARAK JAUH - Sistem pertahanan udara S-400 Triumf buatan Rusia. Turki dilaporkan akan memboyong sistem pelontar rudal jarak jauh ini ke Suriah guna melindungi pemerintahan baru negara itu dari serangan udara Israel. (DSA/Tangkap Layar)

Celah di Sistem Pertahanan Udara Canggih

Dari perspektif teknologi, dugaan penghancuran sistem S-400 menimbulkan pertanyaan tentang kerentanan platform pertahanan udara yang paling canggih sekalipun.

Desain S-400 menekankan redundansi dan mobilitas, dengan komponen-komponennya dipasang pada sasis beroda untuk penempatan ulang yang cepat.

Namun, efektivitasnya bergantung pada integrasi yang tepat dengan sistem pertahanan lain, seperti sistem rudal Akash milik India dan rudal permukaan-ke-udara Barak-8. Analisis tahun 2023 oleh RAND Corporation menyoroti bahwa sistem pertahanan udara canggih seperti S-400 paling rentan terhadap serangan saturasi atau serangan presisi yang menargetkan radar dan unit komandonya.

Penggunaan rudal hipersonik oleh Pakistan, yang sulit dicegat karena kecepatan dan lintasannya, mungkin telah mengeksploitasi kerentanan tersebut.

Sebagai perbandingan, sistem pertahanan udara negara lain menawarkan tingkat kemampuan yang berbeda-beda.

Sistem Patriot PAC-3 milik Amerika Serikat, misalnya, dioptimalkan untuk mencegat rudal balistik tetapi memiliki jangkauan yang lebih pendek daripada S-400. Sistem David's Sling dan Arrow milik Israel masing-masing berfokus pada ancaman jarak menengah dan jauh, sementara sistem HQ-9 milik China dan sistem S-500 milik Rusia merupakan pesaing langsung S-400.

Klaim keberhasilan serangan udara Pakistan dapat mendorong India untuk menilai kembali ketergantungannya pada S-400 dan mempercepat pengembangan sistem dalam negeri seperti rudal Pertahanan Udara Canggih.

Konteks geopolitik yang lebih luas juga patut dipertimbangkan. Kerja sama militer Pakistan dengan Tiongkok telah semakin erat dalam beberapa tahun terakhir, dengan proyek bersama seperti JF-17 dan Koridor Ekonomi Tiongkok-Pakistan yang memperkuat kemitraan strategis mereka.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved