Senin, 29 September 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Strategi Rusia Ganti Tank dengan Sepeda Motor dalam Pertempuran di Ukraina, Seberapa Efektif?

Prajurit di Rusia kini memanfaatkan sepeda motor dalam pertempuran, dinilai lebih cepat dan gesit menghadapi drone Ukraina.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
Tangkap layar YouTube BFBS Forces News
STRATEGI TENTARA RUSIA - Tangkap layar YouTube BFBS Forces News pda 29 April 2025, menampilkan potongan video yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Rusia, menunjukkan pasukan terjun payung berlatih menggunakan sepeda motor di lapangan berlumpur. Prajurit di Rusia kini memanfaatkan sepeda motor dalam pertempuran, dinilai lebih cepat dan gesit menghadapi drone Ukraina. 

TRIBUNNEWS.COM – Rusia tampaknya "kembali ke dasar" dalam perang melawan Ukraina.

Pasukan Rusia di garis depan mulai mengganti tank lapis baja dengan sepeda motor, yang dinilai lebih cepat dan lincah untuk menghadapi gelombang serangan drone.

Seperti dilaporkan Mirror, baru-baru ini beredar gambar yang menunjukkan tentara Rusia menggunakan kendaraan yang lebih gesit untuk menyerang posisi Ukraina sekaligus menghindari ancaman serangan udara.

Meski demikian, Presiden Rusia Vladimir Putin dan panglima militer negara itu, Valery Gerasimov, belum sepenuhnya meninggalkan prinsip-prinsip militer tradisional.

Tank-tank masih tetap digunakan sebagai pemberi dukungan tembakan.

Namun, penggunaan sepeda motor dalam peperangan sebenarnya bukan hal baru.

Pada tahun 1916, pasukan AS pernah mengejar bandit Meksiko Pancho Villa dengan sepeda motor.

Fenomena serupa juga terlihat selama Perang Dunia II, di mana para kurir militer melaju di garis depan sambil membawa pesan penting.

Mereka bahkan harus menghindari kejaran unit pengintai sepeda motor Jerman yang dilengkapi sespan dan senapan mesin.

STRATEGI TENTARA RUSIA - Tangkap layar YouTube BFBS Forces News pda 29 April 2025, menampilkan potongan video yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Rusia, menunjukkan pasukan terjun payung berlatih menggunakan sepeda motor di lapangan berlumpur. Prajurit di Rusia kini memanfaatkan sepeda motor dalam pertempuran, dinilai lebih cepat dan gesit menghadapi drone Ukraina.
STRATEGI TENTARA RUSIA - Tangkap layar YouTube BFBS Forces News pda 29 April 2025, menampilkan potongan video yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Rusia, menunjukkan pasukan terjun payung berlatih menggunakan sepeda motor di lapangan berlumpur. Prajurit di Rusia kini memanfaatkan sepeda motor dalam pertempuran, dinilai lebih cepat dan gesit menghadapi drone Ukraina. (Tangkap layar YouTube BFBS Forces News)

Hingga kini, militer AS masih menempatkan sepeda motor dalam unit pasukan khusus mereka.

Menurut para peneliti dari Institute for the Study of War (ISW), peralihan dari tank ke sepeda motor ini lebih merupakan bentuk inovasi taktis ketimbang keputusasaan.

Baca juga: AL Rusia Bentuk Resimen Baru Spesialis Drone Laut, Ukraina Cemas Pertempuran di Laut Hitam 

Laporan ISW menjelaskan:

"Peningkatan penggunaan sepeda motor oleh Rusia merupakan bentuk adaptasi sebagai respons terhadap serangan drone Ukraina yang meluas terhadap kendaraan lapis baja Rusia, serta kerugian besar kendaraan lapis baja yang tak bisa dipertahankan pada akhir 2023 dan sepanjang 2024."

Pasukan Rusia meyakini bahwa sepeda motor cukup cepat untuk menyerbu posisi lawan, cukup ringan untuk menembus medan sulit yang tidak bisa dilalui tank, dan cukup lincah untuk menghindari serangan drone.

Dan mereka menggunakannya secara kreatif, menurut testimoni dari tentara Ukraina.

Seorang prajurit Ukraina yang bertempur di dekat kota Pokrovsk mengatakan kepada ISW:

"Pengendara sepeda motor Rusia kini menyerang dalam formasi kolom berisi delapan sepeda motor, didukung sistem peperangan elektronik (EW). Prajurit Rusia membawa perangkat EW di bagian depan, tengah, dan belakang kolom untuk melindungi mereka dari serangan drone Ukraina."

Prajurit lain menambahkan:

"Setiap sepeda motor Rusia membawa dua orang: seorang pengemudi dan seorang penembak."

"Pasukan Rusia tetap melanjutkan serangan menggunakan sepeda motor meski salah satu pengendara tewas oleh drone."

ISW memperingatkan:

"Pasukan Rusia kemungkinan melihat peluang taktis dalam memanfaatkan sepeda motor dan kendaraan sipil guna merebut sebanyak mungkin wilayah Ukraina sebelum tercapainya gencatan senjata atau dimulainya perundingan damai."

Namun, secara umum diyakini bahwa perubahan taktis ini bukan berasal dari komando tertinggi Rusia atau Putin, melainkan merupakan improvisasi yang muncul dari tingkat pasukan garis depan.

Pasukan inilah yang telah menderita kerugian besar akibat serangan drone dan dilaporkan mencetuskan ide penggunaan sepeda motor ini.

Kini, Kementerian Pertahanan Rusia tengah berupaya meresmikan operasi sepeda motor, termasuk dengan mendirikan pusat pelatihan dan mengintegrasikannya ke dalam formasi tempur reguler Rusia.

Baca juga: Bukan Rusia atau China, Rudal Houthi Nyaris Tembak Jatuh Jet Siluman Canggih F-35 Lightning II AS

Laporan Intelijen Inggris: Penggunaan Sepeda Motor oleh Tentara Rusia Meningkat sejak 2024

Laporan intelijen Inggris mengonfirmasi penggunaan sepeda motor di kalangan prajurit Rusia, yang disebut telah berlangsung sejak awal tahun 2024.

Dalam pembaruan intelijen tertanggal 13 Mei 2024 lalu, Kementerian Pertahanan Inggris menyatakan:

  • Sejak awal 2024, Rusia kemungkinan besar telah meningkatkan penggunaan kendaraan ringan, seperti kendaraan segala medan (ATV) dan sepeda motor off-road, untuk mengangkut personel ke garis depan dan melancarkan serangan terhadap posisi Ukraina, terutama pada malam hari.
  • Pada November 2023, Presiden Rusia Vladimir Putin secara pribadi meninjau kendaraan segala medan buatan China, Desertcross 1000-3, yang baru diperoleh dari Odes Industries.

Rusia dilaporkan telah membeli lebih dari 2.100 unit kendaraan ini.

Pasukan Rusia tampaknya semakin banyak memanfaatkan kendaraan ringan dan cepat untuk misi pengintaian terhadap posisi pertahanan Ukraina.

Tujuannya adalah untuk membuka jalan bagi serangan lanjutan menggunakan artileri, drone FPV (first-person view), atau serangan satu arah oleh drone OWA (One-Way Attack), dalam upaya untuk secara konsisten melemahkan kekuatan Ukraina.

  • Namun, peningkatan mobilitas ini datang dengan risiko tinggi.

Mengorbankan lapis baja dan daya tembak demi kecepatan membuat kendaraan ringan jauh lebih rentan terhadap berbagai jenis sistem senjata.

Drone FPV Ukraina telah terbukti mampu secara efektif menargetkan kendaraan-kendaraan ringan tersebut.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan