Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.173: Zelensky Tantang Putin hingga Tudingan Polandia ke Moskow

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menantang langsung Presiden Vladimir Putin untuk menggelar perundingan damai di Istanbul pada Kamis mendatang.

Kantor Kepresidenan Ukraina
ZELENSKY - Foto ini diambil pada Rabu (19/3/2025) dari publikasi resmi Kantor Presiden Ukraina, memperlihatkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bertemu dengan Presiden Finlandia Alexander Stubb (tidak terlihat dalam foto) di Helsinki pada Rabu (19/3/2025). Zelensky mendesak Rusia untuk mematuhi gencatan senjata yang dijadwalkan dimulai pada Senin (12/5/2025). 

Ia justru mendesak agar dilakukan perundingan langsung tanpa prasyarat.

Penolakan ini disampaikan pada Minggu (11/5/2025), seperti dilaporkan The Guardian.

Putin tidak menjelaskan siapa yang akan mewakili Rusia dalam perundingan tersebut.

Belum ada komentar langsung dari Kremlin terkait kemungkinan kehadiran dirinya di Istanbul.

  • Trump Desak Zelensky Segera Temui Putin untuk Rundingkan Perdamaian

Trump mendesak Zelensky untuk segera menerima tawaran perundingan dengan Rusia di Istanbul.

Melalui akun Truth Social miliknya, Trump menulis: “LAKSANAKAN PERTEMUAN, SEKARANG!!!”

Trump mengatakan Putin tidak ingin menandatangani perjanjian gencatan senjata, tetapi siap bertemu pada hari Kamis di Turki untuk merundingkan kemungkinan diakhirinya konflik.

Baca juga: Serangan Rusia Membabi Buta, Hujani Langit Ukraina Pakai 108 Drone Pasca Gencatan Senjata Berakhir

“Ukraina harus menyetujui ini, SEGERA,” tulis Trump, seperti dilaporkan The Guardian, Minggu (11/5/2025).

Ia menambahkan setidaknya pertemuan itu akan memberi kejelasan apakah kesepakatan damai dapat tercapai atau tidak.

Jika tidak, menurut Trump, para pemimpin Eropa dan AS akan tahu posisi masing-masing pihak dan dapat mengambil langkah selanjutnya.

  • Eropa Desak Gencatan Senjata Sebelum Ukraina dan Rusia Gelar Perundingan Langsung

Negara-negara Eropa mendesak agar gencatan senjata segera diberlakukan sebelum Ukraina dan Rusia memulai perundingan langsung untuk mengakhiri konflik.

Tawaran Rusia untuk melakukan perundingan tanpa prasyarat dipandang sebagai langkah positif, tetapi dianggap belum cukup untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan dialog damai.

Kanselir Jerman Friedrich Merz menyebut tawaran tersebut sebagai "pertanda baik", namun menegaskan bahwa itu "jauh dari cukup".

"Kami berharap Moskow menyetujui gencatan senjata yang memungkinkan perundingan nyata berlangsung," ujar Merz dalam pernyataan resminya pada Minggu (11/5/2025), dikutip dari The Guardian.

"Pertama-tama senjata harus dibungkam, baru kemudian diskusi dapat dimulai," tambahnya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved