Konflik Rusia Vs Ukraina
Putin Usulkan Perundingan Damai Langsung dengan Ukraina di Istanbul pada 15 Mei 2025
Presiden Rusia Vladimir Putin mengusulkan perundingan langsung dengan Ukraina di Istanbul tanpa prasyarat pada 15 Mei demi wujudkan perdamaian abadi.
“Bukan Rusia yang menghentikan perundingan pada 2022, tetapi Kyiv,” tegasnya.
Putin menambahkan bahwa Rusia telah beberapa kali menawarkan gencatan senjata, termasuk saat Paskah dan selama perayaan Hari Kemenangan, namun menurutnya Ukraina terus melanggarnya.
Selama gencatan senjata Mei lalu, Putin menuding Ukraina melancarkan lebih dari 500 serangan drone dan rudal ke wilayah Rusia.
Sementara itu, Ukraina juga menuduh Rusia tidak konsisten dengan janji gencatan senjata.
Anatol Lieven dari Quincy Institute mengatakan kepada Al Jazeera bahwa kedua pihak kini saling menyalahkan atas kegagalan mencapai kesepakatan damai.
Ia menyebut tekanan dari Donald Trump sebagai faktor penting, karena mantan Presiden AS itu ingin mengakhiri perang dan tidak segan menangguhkan bantuan jika menyalahkan Ukraina.
Sebelumnya pada hari Sabtu, lima pemimpin negara Eropa mengunjungi Kyiv dan mengusulkan gencatan senjata selama 30 hari mulai Senin.
Pernyataan mereka menegaskan bahwa “gencatan senjata tanpa syarat tidak boleh disertai persyaratan apa pun”.
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut AS akan memimpin pemantauan gencatan senjata tersebut dengan dukungan Eropa.
Ia juga memperingatkan bahwa pelanggaran akan dibalas dengan sanksi yang telah disiapkan dan dikoordinasikan antara Eropa dan Amerika.
Baca juga: Intelijen Belanda: Putin Siap Perang Lawan NATO dalam Setahun Pasca-Konflik Rusia-Ukraina Berakhir
Letjen (purn) Keith Kellogg, utusan khusus Trump untuk Ukraina, menyebut gencatan senjata komprehensif sebagai langkah awal mengakhiri perang terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.
Trump, yang ingin dikenang sebagai pembawa damai, berulang kali menyebut perang Ukraina sebagai “pertumpahan darah” dan perang proksi antara AS dan Rusia.
Berbeda dengan Trump, Presiden Biden dan pemimpin Barat lainnya menilai invasi Rusia sebagai bentuk penjajahan modern dan bersumpah akan terus mendukung Ukraina sampai kemenangan.
Sementara itu, Putin melihat konflik ini sebagai momen krusial untuk menantang dominasi Barat yang menurutnya mempermalukan Rusia sejak runtuhnya Uni Soviet.
Konflik antara Rusia dan Ukraina telah berlangsung sejak invasi besar-besaran Rusia pada Februari 2022.
Perang tersebut telah menewaskan ratusan ribu orang dan memicu ketegangan geopolitik terbesar antara Rusia dan Barat sejak Krisis Rudal Kuba pada 1962.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.