Konflik Palestina Vs Israel
4 Fakta Keretakan Hubungan Trump dan Netanyahu: Manipulasi hingga Perubahan Arah Diplomasi
Hubungan Trump dan Netanyahu dikabarkan retak. Trump disebut marah karena merasa dimanfaatkan dan mulai menjauh dari Israel.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Garudea Prabawati
Unjuk rasa lain juga berlangsung di depan markas militer Israel, tempat para kerabat tawanan menyuarakan frustrasi mereka atas lambatnya upaya pembebasan.
Sementara itu, protes antipemerintah yang terpisah digelar di Lapangan Habima, juga di Tel Aviv.
Dalam aksi di Lapangan Habima, Times of Israel melaporkan pernyataan keras dari Shai Mozes, seorang anak dari pasangan yang sebelumnya ditawan dan kini telah dibebaskan.
“Musuh sebenarnya Israel bukanlah Hamas, tetapi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang menghancurkan Israel sebagai negara Yahudi dan demokratis,” ujarnya di hadapan massa.
Baca juga: Rencana Israel untuk Pindahkan Warga Palestina Keluar dari Gaza Ilegal, Kata Norwegia dan Islandia
Koresponden Al Jazeera, Hamdah Salhut, melaporkan dari Amman bahwa keluarga tawanan menuding Netanyahu memperpanjang perang demi keuntungan politik pribadi.
Mereka mengklaim Netanyahu menolak berkompromi dalam negosiasi gencatan senjata yang bisa membuka jalan bagi pembebasan sandera.
Saat ini, masih ada 59 tawanan Israel yang tersisa di Gaza.
Menurut pejabat Israel, 35 di antaranya dipastikan telah tewas, 21 masih diyakini hidup, dan nasib tiga lainnya belum diketahui.
Pemerintah Israel menyatakan belum akan menyetujui kesepakatan gencatan senjata.
Pejabat militer mengatakan pembebasan tawanan lebih mungkin dilakukan melalui operasi militer, pandangan yang ditentang keras oleh keluarga para sandera dan sebagian besar masyarakat.
-
Israel Gempur Gaza, 21 Tewas Termasuk Anak-Anak, Serangan Sasar Tenda Pengungsi dan Rumah Warga
Sedikitnya 21 warga Palestina tewas dalam serangkaian serangan udara Israel di Jalur Gaza sejak Sabtu (10/5/2025) dini hari, di tengah blokade yang telah berlangsung berbulan-bulan dan memperburuk krisis kemanusiaan.
Menurut laporan Wafa, lima anggota keluarga Tlaib tewas setelah sebuah tenda di lingkungan Sabra, Kota Gaza, dibom pada Sabtu pagi.
Mereka terdiri dari pasangan suami istri dan tiga anak mereka yang sedang tidur saat serangan terjadi.
“Tanpa peringatan dan tanpa melakukan kesalahan apa pun,” kata Omar Abu al-Kass, kerabat keluarga korban, kepada kantor berita AFP.
Abu al-Kass menyebut dirinya adalah kakek dari pihak ibu anak-anak yang menjadi korban.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.