Senin, 29 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Puluhan Tentara Cadangan Israel Tolak Gabung dengan Dinas Militer untuk Perluasan Serangan di Gaza

Puluhan tentara cadangan dan perwira Israel dilaporkan tidak bersedia melapor untuk dinas militer karena tentara memanggil puluhan ribu prajurit

Editor: Muhammad Barir
khaberni/tangkap layar
PASUKAN CADANGAN - Foto tangkap layar Khaberni, Jumat (18/4/2025) yang menunjukkan prajurit pasukan cadangan Israel (IDF) yang ikut serta dalam agresi militer di Jalur Gaza. Belakangan, jumlah personel IDF yang ikut menandatangani petisi penghentian perang Gaza semakin bertambah. 

Puluhan Tentara Cadangan Israel Tolak Bergabung dengan Dinas Militer untuk Perluasan Serangan Gaza

TRIBUNNEWS.COM-  Puluhan tentara cadangan dan perwira Israel dilaporkan tidak bersedia melapor untuk dinas militer karena tentara memanggil puluhan ribu prajurit cadangan untuk perluasan serangan terhadap Jalur Gaza yang terkepung.

Hal ini terjadi setelah kabinet keamanan Israel menyetujui perluasan perang di Gaza kemarin malam, dengan dalih “memaksa Hamas untuk menyetujui perjanjian pertukaran tahanan tanpa gencatan senjata”.

Menurut Jerusalem Post , tentara pendudukan Israel mengatakan pada hari Sabtu bahwa mereka mengirimkan perintah panggilan kepada puluhan ribu prajurit cadangan untuk memperluas perangnya di Jalur Gaza.

“Puluhan ribu prajurit cadangan yang dipanggil akan mulai muncul di militer pada minggu mendatang,” katanya.

Namun, menurut surat kabar itu, angkatan darat seharusnya menganggap dirinya beruntung jika 60 hingga 70 persen dari mereka yang dipanggil untuk bertugas benar-benar muncul.

Surat kabar itu mengatakan penurunan tajam dalam jumlah peserta cadangan adalah hasil dari kombinasi berbagai faktor, termasuk kelelahan fisik yang ekstrem karena para anggota cadangan telah dipanggil tiga hingga enam kali sejak 7 Oktober 2023, serta kelelahan emosional karena meninggalkan keluarga, universitas, dan pekerjaan mereka.

Menurut surat kabar itu, banyak prajurit cadangan telah bertugas selama lebih dari 275 hari sejak 7 Oktober, dan gangguan terhadap kehidupan, penghidupan, dan pekerjaan keluarga mereka telah menjadi tidak berkelanjutan.

“Banyak yang dipecat dari pekerjaan mereka karena absen dalam waktu lama karena dinas militer,” tambahnya.

Makalah itu menjelaskan bahwa banyak prajurit cadangan menolak untuk bertugas terutama karena mereka merasa keputusan tersebut didorong oleh pertimbangan politis mengenai keinginan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mempertahankan kabinet koalisinya, bukan pertimbangan strategis, seperti mengalahkan Hamas atau memulangkan tawanan Israel yang ditawan di Gaza.

Para prajurit juga dilaporkan frustrasi karena tidak adanya tujuan akhir yang jelas dari perang tersebut.

"Ketika perdana menteri dan kepala staf tidak sepakat tentang apakah tujuan utama perang adalah menghancurkan Hamas atau menyelamatkan para sandera, kebingungan ini merasuki semua orang. Hal itu tidak menumbuhkan rasa percaya diri, tetapi malah menimbulkan keraguan dan rasa sia-sia: Mengapa melakukan ini jika mereka tidak tahu apa yang mereka inginkan?" tambah surat kabar itu.

 

SUMBER: MIDDLE EAST MONITOR

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan