Minggu, 5 Oktober 2025

Donald Trump Pimpin Amerika Serikat

Menhan AS Pangkas 20 Persen Jenderal Bintang Empat, Perombakan Besar di Era Trump

Kepala Pentagon, Pete Hegseth memerintahkan pengurangan 20 persen dalam jumlah jenderal dan laksamana bintang empat yang aktif di militer AS.

Tangkapan layar X (sebelumnya Twitter) Menteri Pertahanan Pete Hegseth
PETE HEGSETH - Tangkapan layar X (sebelumnya Twitter) Menteri Pertahanan Pete Hegseth yang diambil pada Selasa (6/5/2025) memperlihatkan video Hegseth pada Senin (5/5/2025) yang memerintahkan pengurangan setidaknya 20 persen dalam jumlah jenderal dan laksamana bintang empat di militer AS. 

TRIBUNNEWS.COM - Kepala Pentagon, Pete Hegseth, pada Senin (5/6/2025) memerintahkan pengurangan setidaknya 20 persen dalam jumlah jenderal dan laksamana bintang empat yang bertugas aktif di militer Amerika Serikat

Keputusan ini tertuang dalam memo resmi dari Menteri Pertahanan.

Ini juga menjadi langkah terbaru dalam perombakan besar Pentagon di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump.

Tahun ini telah memecat sejumlah perwira senior.

Selain pemangkasan jumlah jenderal bintang empat, memo tersebut juga memerintahkan pengurangan tambahan sebesar 10 persen pada jumlah perwira umum dan perwira tinggi lainnya dan juga pengurangan sebesar 20 persen pada perwira umum di Garda Nasional dikutip dari France24.

Namun, hingga kini belum diungkap secara rinci posisi mana saja yang akan dipangkas.

Per Maret 2025, militer AS tercatat memiliki 38 perwira bintang empat, pangkat tertinggi di tubuh militer dari total 817 jenderal dan laksamana yang bertugas aktif. 

Menurut memo Hegseth, pemangkasan ini merupakan langkah efisiensi di dalam militer AS.

"Pemangkasan ini bertujuan menghilangkan struktur kekuatan yang berlebihan untuk mengoptimalkan dan menyederhanakan kepemimpinan dengan mengurangi posisi jenderal dan perwira tinggi yang berlebih," tulis dalam memo tersebut.

Dalam sebuah video berjudul “Kebijakan Lebih Sedikit Jenderal, Lebih Banyak Prajurit” yang diunggah di X, Hegseth menegaskan bahwa rasio saat ini, yaitu satu jenderal untuk setiap 1.400 tentara, sangat berbeda dibandingkan masa Perang Dunia II.

Saat itu, hanya satu jenderal untuk setiap 6.000 tentara.

“Lebih banyak jenderal dan laksamana tidak berarti lebih banyak kesuksesan,” ujarnya, dikutip dari Al Jazeera.

Baca juga: Trump Ancam Aneksasi Greenland dan Kanada: AS Sangat Membutuhkannya!

Hegseth menekankan bahwa langkah ini bukanlah “latihan tebang-bakar” yang dimaksudkan untuk menghukum perwira tinggi.

Ia menekankan bahwa ini adalah langkah yang benar untuk militer AS.

“Tidak ada yang lebih jauh dari kebenaran. Ini adalah proses yang disengaja, bekerja sama dengan Kepala Staf Gabungan, dengan satu tujuan: memaksimalkan kesiapan strategis dan kesiapan operasional dengan pengurangan yang bijaksana,” jelasnya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved