Konflik Palestina Vs Israel
Hujan Lebat Disertai Es Guyur Dimona, Israel Picu Banjir Parah dan Lumpuhkan Lalu Lintas
Hujan deras dan hujan es landa Dimona, Israel, Minggu (4/5/2025), picu banjir parah hingga lumpuhkan lalu lintas, infrastruktur juga rusak.
Layanan medis Magen David Adom mengatakan bahwa tujuh orang telah dirawat karena luka ringan dan syok.
Perubahan Iklim
Sejumlah aktivis lingkungan menilai peristiwa ini sebagai sinyal nyata bahwa Israel harus lebih serius menghadapi perubahan iklim dan memperkuat sistem infrastruktur kota kecil seperti Dimona.
“Drainase kita dibangun untuk cuaca gurun, bukan untuk badai besar. Perlu ada investasi ulang,” kata Sarah Gamliel, aktivis lingkungan dari Green Israel Movement, kepada The Marker.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengeluarkan pernyataan pada Minggu (4/5/2025) siang, menyampaikan simpati kepada warga Dimona dan menjanjikan respons cepat dari pemerintah pusat.
“Saya telah menginstruksikan Kementerian Dalam Negeri dan Transportasi untuk bekerja sama dengan otoritas setempat untuk mengatasi dampak banjir ini,” katanya.
Banjir ini menyoroti kerentanan kota-kota Israel selatan yang umumnya kering terhadap fenomena cuaca ekstrem yang makin sering terjadi.
Dimona, yang biasanya mengalami musim panas panjang dan curah hujan sangat minim, kini harus bersiap menghadapi realitas baru dalam bentuk hujan ekstrem dan potensi banjir kilat.
Ahli kebencanaan dari Universitas Ibrani Yerusalem mengatakan bahwa kota-kota gurun seperti Dimona harus merancang ulang sistem perkotaan mereka agar lebih tahan terhadap badai dan banjir mendadak.
Ia menambahkan bahwa “ini adalah panggilan peringatan bagi semua kota kecil di Israel yang selama ini merasa aman dari bencana alam.”
Baca juga: Hamas: Israel Tak Akan Sukses Duduki Gaza, Perlawanan Semakin Kuat
Pemerintah pusat dijadwalkan mengirim tim evaluasi ke Dimona pekan ini untuk menghitung total kerugian dan menetapkan langkah bantuan.
Warga berharap bahwa krisis ini dapat mendorong perubahan nyata dalam penanganan iklim dan kesiapsiagaan kota.
“Kami tidak ingin ini terulang. Bukan hanya karena air, tapi karena ketidaksiapan,” kata seorang penduduk dalam wawancara dengan Kan News.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.