Konflik Palestina Vs Israel
Israel Perluas Serangan Militer, Puluhan Ribu Tentara Dipanggil
Gaza semakin terjepit setelah Israel memanggil tentara cadangan untuk serangan militer.
TRIBUNNEWS.COM – Jalur Gaza semakin terjepit setelah Israel memanggil puluhan ribu tentara cadangannya pada hari Sabtu (4/5/2025).
Pemanggilan ini dilakukan untuk memperluas serangan militer di Gaza, di tengah kebuntuan dalam pembicaraan gencatan senjata yang telah berlangsung selama dua bulan.
Pemanggilan Tentara Cadangan
Militer Israel mulai mengeluarkan perintah mobilisasi kepada prajurit cadangan untuk menggantikan prajurit aktif yang sedang bertugas di Israel dan Tepi Barat.
Seorang juru bicara militer Israel tidak membenarkan atau membantah laporan ini, tetapi beberapa kerabat jurnalis AFP termasuk di antara mereka yang menerima perintah mobilisasi.
Menurut lembaga penyiaran publik Israel, kabinet keamanan dijadwalkan bertemu pada hari Minggu untuk membahas perluasan serangan militer di Gaza.
Operasi besar di Gaza telah dilanjutkan sejak 18 Maret 2025, di tengah ketidakpastian mengenai gencatan senjata yang sedang berlangsung.
Ketegangan dengan Qatar
Sementara itu, hubungan antara Israel dan Qatar, yang berperan sebagai penengah gencatan senjata bersama AS dan Mesir, semakin memburuk.
Ketegangan ini dipicu oleh tuduhan Qatar terhadap Israel yang dianggap melakukan genosida, yang disampaikan dalam sidang di Mahkamah Internasional.
Menanggapi tuduhan tersebut, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuduh Qatar bermain di dua sisi.
Baca juga: Api Kembali Berkobar Tak Lama Usai Israel Klaim Bisa Kendalikan Kebakaran, Penyebab Terungkap
"Sudah saatnya bagi Qatar untuk berhenti mempermainkan kedua belah pihak dengan omong kosongnya," ungkap Netanyahu, seperti dikutip dari The Times of Israel.
Tanggapan Qatar
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed al-Ansari, membalas pernyataan Netanyahu dengan menegaskan bahwa Doha menolak pernyataan yang dianggap menghasut.
"Agresi yang sedang berlangsung terhadap Gaza adalah pembelaan terhadap peradaban yang menggemakan retorika rezim sepanjang sejarah," kata al-Ansari.
Al-Ansari juga mempertanyakan apakah pembebasan 138 sandera yang telah terjadi merupakan hasil dari operasi militer atau dari mediasi yang kini dikritik.
"Serangan militer Israel yang sedang berlangsung telah memicu salah satu bencana kemanusiaan terburuk di zaman modern," tegasnya.
Upaya Mencapai Perdamaian
Al-Ansari menekankan bahwa satu-satunya cara untuk mencapai perdamaian di kawasan adalah dengan pembentukan negara Palestina berdasarkan garis sebelum tahun 1967.
Qatar berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan mediator lain, seperti Mesir dan AS, untuk mengamankan gencatan senjata dan kesepakatan penyanderaan.
Dengan situasi yang semakin memburuk, masa depan perdamaian di wilayah ini tampak semakin tidak pasti.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
Sumber: TribunSolo.com
Konflik Palestina Vs Israel
KTT Darurat Arab-Islam di Doha: Seremoni Tanpa Taring |
---|
Netanyahu Gunakan Dalih Hubungan Hamas-Qatar untuk Bela Serangan Israel di Doha |
---|
Komisi PBB Sebut Israel Melakukan Genosida di Gaza, Apa Artinya? Ini 7 Hal yang Perlu Diketahui |
---|
PBB: Netanyahu Dalang Genosida di Gaza, Ribuan Warga Palestina Dibunuh dengan Sengaja |
---|
Diteriaki di Depan Rumahnya, Netanyahu Kabur, Keluarga Sandera Tuntut Jawaban |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.