Konflik Palestina Vs Israel
Israel Berduka, Perwira IDF Masuk Daftar Hampir Seribu Tentara Gugur dalam Tragedi Gaza Selatan
IDF (Pasukan Pertahanan Israel) pada Minggu (4/5/2025) mengumumkan prajurit termasuk perwiranya tewas dalam pertempurandi Gaza Selatan
TRIBUNNEWS.COM - IDF (Pasukan Pertahanan Israel) pada Minggu (4/5/2025) mengumumkan perwiranya tewas dalam pertempuran.
Mereka adalah Kapten Noam Ravid, 23 tahun, dari Sha'arei Tikva, seorang perwira di unit Yahalom, dan Sersan Staf Yaly Seror, 20 tahun, dari Omer, seorang prajurit di unit tersebut, dalam tugas di Jalur Gaza selatan.
Jumlah korban IDF dalam perang "Pedang Besi" mencapai 853, dikutip dari AllIsrael.
Kemarin, sekitar pukul 17.30, selama operasi yang dilakukan Brigade Golani di lingkungan Jenina, Rafah, sebuah terowongan ditemukan di dalam sebuah gedung selama pencarian dan pengepungan di area tersebut.
Para pejuang Yahalom, yang dilatih untuk operasi bawah tanah, dipanggil ke tempat kejadian.
Selama pemeriksaan terowongan, sebuah alat peledak yang kuat meledak. Ravid dan Seror tewas; dua tentara lainnya terluka parah dan sedang.
IDF mengatakan bahwa di wilayah Rafah ini, diisolasi oleh militer dan terputus dari Khan Younis melalui Rute Morag, banyak sekelompok orang terlihat bersembunyi di bawah tanah.
Itulah sebabnya IDF juga beroperasi di bawah tanah.
Sumber-sumber militer mengatakan bahwa di lingkungan Jenina dan Shaboura, gambar-gambar militan yang menyerah telah muncul; tekanan terhadap mereka berhasil dan mulai menunjukkan hasilnya.
Sehari sebelum kemarin, telah diketahui bahwa Sersan Niv Dayag, 19 tahun, dari Ramat HaSharon, seorang prajurit di Batalyon ke-890 Brigade Parasut, tewas dalam kecelakaan mobil saat melakukan kegiatan operasional di Dataran Tinggi Golan.
Dalam insiden tersebut, dua prajurit lainnya dari Batalyon ke-890 dan seorang prajurit dari markas besar Divisi Golan (474) mengalami luka ringan dan dievakuasi untuk mendapatkan perawatan medis.
Baca juga: Investigasi Israel: Tentara IDF Justru Melarikan Diri dari Serangan Petempur Hamas pada 7 Oktober
Keluarga mereka telah diberitahu. Keadaan insiden tersebut masih dalam penyelidikan.
Seminggu yang lalu, Sersan Dua (Sersan) Neta Yitzhak Kahana, seorang Mista'arav (agen rahasia) di Kepolisian Perbatasan Selatan, 19 tahun, dari Moshav Eitan, tewas dalam sebuah pertemuan dengan teroris selama pertempuran di wilayah Shejaiya di Jalur Gaza.
Selain itu, Kapten Ido Wallach, seorang perwira korps lapis baja berusia 21 tahun dari Yerusalem, seorang komandan peleton di Batalyon ke-46 Divisi "Iron Tracks", tewas dalam insiden terpisah di wilayah tersebut.
Bandara Diserang
Serangan rudal Houthi yang menargetkan Bandara Internasional Ben Gurion di Israel pada hari Minggu, (4/5/2025), memicu kegemparan.
Media-media Israel melaporkan rudal itu sukses menghantam bandara dan gagal dicegat oleh sistem pertahanan canggih Arrow 3 dan THAAD.
Beberapa orang terluka akibat serangan itu. Adapun skala kerusakan yang ditimbulkan merupakan yang pertama kalinya sejak Houthi kembali menyerang Israel.
Alex Gatopoulos, seorang jurnalis Al Jazeera bidang pertahanan, memuji serangan rudal Houthi yang menghantam bandara.
Dia mengatakan serangan terbaru ini adalah serangan rudal keempat Houthi dalam beberapa hari terakhir.
“Gagasan bahwa Houthi bisa menembakkan rudal dari jarak 2.000 km dan menyerang Israel beberapa minggu setelah serangan Amerika Serikat (AS) yang sangat intens di Yaman adalah sesuatu yang luar biasa,” kata Gatopoulos dikutip dari Al Jazeera.
“Mereka (AS) sudah menyerang kelompok bersenjata itu, tetapi Houthi masih bisa melakukan hal ini, yakni menyerang target di salah satu negara dengan pertahanan terketat di dunia.”
Padahal, kata dia, sistem pertahanan Israel sangat canggih dan makin bagus seiring dengan munculnya konflik.
“Serangan itu mengingatkan orang Israel bahwa mereka rentan,” ucapnya.

Sementara itu, video yang beredar di media sosial memperlihatkan asap mengepul di atas Bandara Ben Gurion.
Video yang dibagikan oleh Israel Hayom memperlihatkan ada kawah besar di tempat jatuhnya rudal Houthi.
Baca juga: Bandara Israel Dihantam Rudal Houthi, Pesawat Nyaris Kena, Sistem Pertahanan AS Gagal
Akses jalan ke Terminal 3 Bandara Ben Gurion rusak karena serangan itu. Narasumber dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyebut belum diketahui dengan pasti apakah kerusakan itu akibat rudal yang jatuh di sana ataukah karena puing-puing rudal.
Militer Israel mengatakan pihaknya kini sedang menyelidiki kasus serangan itu. Menurut Israel, rudal itu diluncurkan dari Yaman.
Namun, Benny Gantz, anggota dewan dan mantan menteri Israel, mengklaim bukan Yaman yang berada di balik serangan itu.
“Ini bukan dari Yaman, ini dari Iran,” kata Gantza di media sosial X tanpa menyodorkan bukti untuk mendukung klaimnya itu.
“Iranlah yang menembakkan rudal balistik ke negara Israel, dan harus dimintai pertanggungjawaban.”
Dia meminta Israel memberikan balasan keras atas serangan itu.
Pernyataan Houthi
Houthi mengonfirmasi bahwa pihaknya berada di balik serangan rudal yang menargetkan bandara Israel.
“Pasukan rudal Angkatan Bersenjata Yaman melancarkan operasi militer yang menargetkan Bandara Ben Gurion di Yaffa yang diduduki dengan rudal balistik hipersonik,” kata Houthi dikutip dari kantor berita Saba.
Houthi menyebut rudal itu sukses menghantam target. Di samping itu, Houthi mengungkapkan “hasil sampingan” serangan itu.
“Kegagalan sistem pertahanan AS dan Israel untuk mencegatnya, larinya lebih dari tiga juga Zionis ke tempat perlindungan, operasional bandara ditangguhkan sepenuhnya selama lebih dari satu jam.
Baca juga: Rudal Balistik Yaman Hantam Bandara Ben Gurion, Warga Israel Panik Berlarian, Ambulans Hilir-mudik
Media Israel melaorkan ada dua orang mengalami luka ringan dan sedang. Adapun korban ketiga terluka ketika bergegas ke tempat perlindungan. Semua korban luka dibawa ke Pusat Kesehatan Shiba.
Pinchas Idan, seorang pemimpin serikat buruh di Otoritas Bandara, mengatakan orang-orang segera pergi ke tempat perlindungan setelah mendengar sirene.
“Kami mendengar ledakan keras. Rudal jatuh di dekat pesawat. Kami beruntung karena pesawatnya sedang di udara,” ujar Idan.
Houthi memperingatkan semua maskapai penerbangan dunia agar tidak meneruskan terbang ke Bandara Ben Gurion lantaran lalu lintas udara kini tidak aman.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.