Konflik Palestina Vs Israel
Dihantam 2 Kali, Sandera Israel Nyaris Tewas Akibat Bom Zionis di Gaza
Maxim Herkin, seorang sandera Israel, dilaporkan terluka parah dan nyaris tewas akibat dua serangan udara yang dilancarkan pasukan Zionis di Gaza.
"Kami bukan prioritas mereka. Tidak ada yang peduli di mana kami berada atau apa yang terjadi pada kami. Kalian sendiri bisa melihatnya," katanya, sambil meminta rakyat Israel tidak tinggal diam.
Maxim menegaskan bahwa hanya tekanan dari masyarakat yang dapat mengubah keadaan.
"Tanpa kalian, tak ada harapan," ujarnya.
Ia juga menuding Netanyahu mencoba menutupi kondisi para sandera dengan menyebutnya sebagai bagian dari perang psikologis.
"Tapi perang psikologis yang nyata adalah yang sedang saya alami sekarang," tambahnya.
Ia menutup dengan pernyataan bahwa video ini mungkin menjadi satu-satunya kenangan yang tersisa untuk keluarganya.
Di akhir video, Brigade Al-Qassam menampilkan pesan bahwa para sandera hanya akan dibebaskan melalui kesepakatan, dan waktu semakin menipis.
Video ini dirilis menjelang keputusan kabinet Israel untuk memperluas operasi militer di Gaza.
Meski ada penolakan dari sebagian pihak di dalam negeri, Netanyahu tetap menegaskan bahwa perang akan berlanjut hingga semua sandera, baik yang hidup maupun meninggal, kembali, dan Hamas dihancurkan.
Sementara itu, mediator dari Qatar dan Mesir terus mencoba menjembatani perbedaan pandangan antara Hamas dan Israel guna mencapai gencatan senjata tahap kedua.
Gencatan senjata pertama sebelumnya disepakati pada 19 Januari 2025, berlangsung 42 hari, dan menghasilkan pembebasan 33 sandera Israel serta ribuan tahanan Palestina.
Namun, pada 18 Maret 2025, Israel kembali meluncurkan serangan ke Gaza, melanggar perjanjian tersebut.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.