Kamis, 2 Oktober 2025

Paus Fransiskus Wafat

Pemilihan Paus yang Baru Kian Dekat, Vatikan Sudah Pasang Cerobong Khusus Konklaf di Kapel Sistine

Para pekerja di Vatikan pada hari Jumat waktu setempat (2/5/2025) diketahui telah memasang sebuah cerobong di atap Kapel Sistine untuk prosesi konklaf

Penulis: Bobby W
Editor: Sri Juliati
Tangkap Layar Youtube Vatican News
PIPA KONKLAF DIPASANG - Para pekerja di Vatikan pada hari Jumat waktu setempat (2/5/2025) diketahui telah memasang sebuah cerobong di atap Kapel Sistine untuk prosesi konklaf. 

Setelah Paus Fransiskus meninggal pada 21 April 2025, persiapan konklaf untuk memilih pemimpin baru Gereja Katolik telah dimulai. 

Berikut lima kandidat kuat yang digadang-gadang akan bersaing dalam pemilihan menurut sejumlah pemberitaan di media Amerika Serikat:

1. Kardinal Luis Antonio Tagle (67), Filipina

KARDINAL FILIPINA - Uskup agung asal Filipina, Luis Antonio Tagle disebut-sebut akan menjadi paus berikutnya menggantikan Paus Fransiskus.

Tagle adalah Uskup Agung Manila pada 2011 hingga 2020. Saat ini dia berperan sebagai pro-prefect evangelisasi pertama dan gereja-gereja khusus baru Dicastery. Lahir pada 21 Juni 1957 di Manila, Filipina, Tagle telah lama dikenal karena wawasan teologisnya yang mendalam, kepedulian pastoralnya, dan komitmennya terhadap misi sosial Gereja. Dilansir dari Asian Journal, ia pertama kali menjadi pendeta pada 1982.

Karier gerejawi Tagle dimulai dengan pengangkatannya sebagai Uskup Imus pada 2001. Sejak 2011, ia menjadi Uskup Agung Manila. Pengaruhnya tumbuh secara signifikan. Ia amat peduli pada keadilan sosial, martabat manusia, dan pengentasan kemiskinan yang membuatnya dikagumi secara luas baik di Filipina maupun di seluruh dunia
KARDINAL FILIPINA - Uskup agung asal Filipina, Luis Antonio Tagle disebut-sebut akan menjadi paus berikutnya menggantikan Paus Fransiskus. Tagle adalah Uskup Agung Manila pada 2011 hingga 2020. Saat ini dia berperan sebagai pro-prefect evangelisasi pertama dan gereja-gereja khusus baru Dicastery.  (VaticanNews)

 

Kardinal Tagle menjadi favorit kalangan progresif berkat latar belakangnya sebagai tokoh misionaris dan kepemimpinannya di Departemen Evangelisasi.

Ia dikenal sebagai pendukung kuat agenda reformasi Paus Fransiskus, termasuk fokus pada kesederhanaan, keadilan sosial, dan dialog lintas agama.

Popularitasnya di Asia dan kepiawaiannya dalam diplomasi gerejawi membuatnya menjadi kandidat yang sering disebut-sebut di berbagai analisis.

2. Kardinal Pietro Parolin (70), Italia

Sebagai Sekretaris Negara Vatikan sejak 2013, Parolin dikenal sebagai diplomat ulung dengan pendekatan moderat.

Ia dianggap mampu menjaga keseimbangan antara reformasi dan stabilitas institusi gereja.

Pengalamannya dalam mengelola hubungan Vatikan dengan negara-negara non-Katolik menjadi nilai tambahnya. Parolin juga sering disebut sebagai "kandidat kompromi" yang bisa diterima oleh berbagai faksi di dalam gereja.

3. Kardinal Peter Turkson (76), Ghana

Seorang advokat kemanusiaan dan keadilan sosial, Turkson memiliki pengaruh besar di Afrika.

Jika terpilih, ia akan menjadi paus Afrika pertama sejak abad ke-5, sebuah tonggak sejarah yang signifikan.

Meski usianya sudah 76 tahun (mendekati batas 80 tahun untuk menjadi pemilih), rekam jejaknya dalam isu lingkungan dan hak asasi manusia membuatnya tetap relevan.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved