Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

4 Tanda Rusia Siapkan Perang Melawan NATO: Pergerakan Pasukan Mulai Terlihat

Menurut laporan, Rusia memperluas kehadiran pasukan di perbatasan barat, meningkatkan anggaran militer dan mengintensifkan operasi rahasia.

Pixabay
RUSIA VS NATO - Foto ilustrasi bendera NATO dan bendera Ukraina yang diambil dari Pixabay pada 3 Mei 2025. Menurut laporan, Rusia kini sedang mempersiapkan skenario potensi konflik langsung dengan NATO. 

"Rusia melihat dirinya dalam konflik sistemik dengan Barat dan siap menggunakan kekuatan militer untuk mencapai tujuan imperialnya," bunyi laporan tersebut.

Intelijen Lithuania (VSD) menilai bahwa Rusia bisa saja meluncurkan operasi militer terbatas terhadap salah satu negara anggota NATO sebagai ujian terhadap Pasal 5 Piagam NATO.

Sementara itu, Badan Intelijen Pertahanan Denmark (DDIS) memperkirakan bahwa Rusia mungkin mampu melancarkan perang skala besar di Eropa dalam waktu lima tahun ke depan.

3. Lonjakan Anggaran Militer

Anggaran militer Rusia melonjak drastis, diperkirakan mencapai €120 miliar pada 2025—lebih dari 6 persen dari PDB Rusia.

Sebagai perbandingan, angka tersebut naik dari sekitar 3,6 persen sebelum invasi ke Ukraina.

Rusia juga berencana memperbesar jumlah tentaranya menjadi 1,5 juta personel dan meningkatkan volume peralatan militer di perbatasan NATO hingga 50 persen, menurut laporan BILD edisi Rusia.

Laporan Military Balance dari International Institute for Strategic Studies pada Februari lalu menunjukkan bahwa pengeluaran militer Rusia kini melampaui negara-negara Eropa.

4. Kegiatan Mata-mata dan Sabotase

NATO mencatat meningkatnya aktivitas mencurigakan Rusia di dekat kabel komunikasi bawah laut utama.

Salah satu kapal kargo Rusia terpantau berlayar di atas jalur kabel bawah laut di Samudra Pasifik selama berminggu-minggu, menimbulkan kekhawatiran akan potensi sabotase.

Pemutusan kabel-kabel ini bisa melumpuhkan komunikasi dan ekonomi global, memberikan keuntungan strategis bagi Rusia dalam konflik masa depan.

Duta Besar Rusia untuk Inggris, Andrei Kelin, bahkan menolak membantah laporan bahwa Rusia melacak kapal selam nuklir Inggris.

Sebuah laporan dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) mencatat bahwa serangan sabotase Rusia di Eropa meningkat tiga kali lipat antara 2023 dan 2024, setelah sebelumnya naik empat kali lipat dari 2022.

"Data ini menunjukkan bahwa Rusia menimbulkan ancaman nyata bagi Amerika Serikat dan Eropa, dan bahwa pemerintah Rusia, termasuk Presiden Vladimir Putin, tidak dapat dipercaya," tulis laporan itu.

Bagaimana Respons negara-Negara NATO?

Sebagai respons, Presiden AS Donald Trump mendesak negara-negara Eropa untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan secara signifikan.

Uni Eropa bahkan mengusulkan pencairan €800 miliar untuk belanja militer tambahan.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved