Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Israel Ngotot Bakal Terus Berperang hingga Rakyat Gaza Pergi dan Suriah Terpecah

Menteri Keuangan Israel menyatakan Israel baru akan berhenti berperang jika ratusan ribu warga Palestina pergi dari Gaza dan Suriah terpecah-pecah.

IDF/Ynet
AGRESI GAZA - Pasukan Israel (IDF) memasuki wilayah Gaza Utara. Agresi baru IDF ke Jalur Gaza rupanya disertai penentangan dari kalangan internal militer Israel, terlebih IDF dilaporkan memiliki tujuan untuk menduduki Jalur Gaza dalam agresi kali ini. 

TRIBUNNEWS.COM – Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich menyatakan Israel baru akan berhenti berperang jika ratusan ribu warga Palestina pergi dari Gaza dan Suriah terpecah-pecah.

Pernyataan itu disampaikan Smotrich saat pidato Hari Peringatan di Tepi Barat pada hari Selasa, (29/4/2025).

“Kita akan mengakhiri kampanye militer ini ketika Suriah terpecah-pecah, Gaza dibersihkan dari Hamas dan ratusan ribu warga Gaza yang berada dalam perjalanan mereka keluar dari Gaza untuk menuju ke negara lain, warga kita yang disandera pulang, beberapa dari mereka kembali ke rumah dan beberapa lainnya ke kuburan di Israel, dan negara Israel lebih kuat dan makmur,“ ujar Smotrich dikutip dari The Times of Israel.

Pernyataan Smotrich mengenai pembagian atau pemecahan Suriah itu dilontarkan beberapa hari setelah anggota dewan Amerika Serikat (AS) berkata tentang Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa.

Marlin Stutzman, nama legislator itu, berujar kepada The Times of Israel bahwa al-Sharaa mengungkapkan keterbukaannya untuk menormalisasi hubungan Suriah dengan Israel dan memperingatkan adanya upaya memecah-mecah Suriah.

“Kekhawatiran pertama, yang saya rasa paling penting bagi dia, ialah bahwa Israel mungkin punya rencana untuk memecah Suriah menjadi beberapa bagian. Itu hal yang sangat dia tentang,” kata Stutzman.

Sebelumnya, Israel dilaporkan melobi AS agar menentang pemerintahan al-Sharaa demi mendukung pendirian daerah otonom.

MENTERI ISRAEL - Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich menyatakan dalam pidatonya bahwa perang tidak akan berakhir
MENTERI ISRAEL - Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich menyatakan dalam pidatonya bahwa perang tidak akan berakhir (Instagram @bezalel_smotrich)

Netanyahu tolak perang diakhiri

Adapun beberapa waktu lalu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali menegaskan bahwa Israel tidak akan menghentikan perang di Gaza hingga Hamas dilenyapkan.

Menurut dia, Hamas akan memulihkan kekuatan militernya jika perang Gaza disudahi.

Di samping itu, Netanyahu menuding Hamas telah menghalangi usulan terbaru tentang pengembalian sandera Israel dengan cara meminta perang diakhiri permanen dan pasukan Israel ditarik penuh.

Baca juga: Demi Gencatan Senjata, Hamas Diklaim Siap Serahkan Roket, Pembangunan Terowongan Gaza Disetop

“Kita tidak akan mengakhiri ‘perang kebangkitan’ ini sebelum kita menghancurkan Hamas di Gaza, mengembalikan semua sandera dan memastikan Gaza tak lagi menjadi ancaman bagi Israel,” ucap perdana menteri sayap kanan itu.

Dia mengklaim jika Israel tidak menghancurkan kekuatan militer Hamas sepenuhnya, nanti Hamas akan kembali menyerang Israel dan mengambil warga Israel sebagai sandera.

“Membiarkan Hamas memerintah di Gaza akan menjadi kekalahan besar bagi Israel dan kemenangan besar bagi Iran,” katanya.

Hamas sodorkan usul gencatan senjata

Sementara itu, media Israel i24 News mengklaim Hamas sudah menyerahkan usul baru gencatan senjata di Jalur Gaza kepada Mesir.

Menurut narasumber Arab yang didapatkan media itu, Hamas bersedia menyerahkan senjata-senjata beratnya, termasuk roket.

Di samping itu, Hamas akan berhenti menggali terowongan, melatih dan merekrut pejuang, dan mengembangkan senjata perang dan sejenisnya.

Narasumber itu mengatakan Hamas bakal menyimpan senjatanya di gudang dengan pengawasan Mesir. Kata dia, informasi itu berdasarkan pernyataan narasumber di lingkaran Hamas.

“Meski demikian, organisasi itu menolak untuk menyimpan apa yang disebutnya ‘senjata pribadi’, termasuk senjata sniper, bom, dan roket jarak dekat,” ujar narasumber itu.

Hamas menganggap senjata-senjata itu sebagai senjata pertahanan, berbeda dengan senjata serang.

“Hamas sudah meminta Mesir untuk menyodorkan usul ini kepada Israel,” kata dia.

Baca juga: Klaim Israel Hanya Buru Hamas Ditepis, Euro-Med: 94 Persen Korban Tewas di Gaza Warga Sipil

Sementara itu, belum ada konfirmasi dari Hamas mengenai kebenaran klaim di atas.

Beberapa hari lalu Hamas mengaku siap menyepakati perjanjian gencatan jangka panjang guna mengakhiri perang Gaza. Namun, Hamas mengatakan tidak akan menyerahkan senjatanya.

Dikutip dari The Cradle, Taher al-Nono yang menjadi penasihat media Hamas menyebut pihaknya terbuka untuk berunding tentang gencatan jangka panjang selama lima hingga tujuh tahun dan pembebasan sandera di Gaza.

Syarat yang diminta Hamas ialah perang diakhiri, pembangunan kembali Gaza, dan pembebasan ribuan warga Palestina yang dipenjara oleh Israel.

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved