Minggu, 5 Oktober 2025

Donald Trump Pimpin Amerika Serikat

Di Tengah Kritik, Trump Sebut 100 Hari Pemerintahannya Paling Sukses dalam Sejarah AS

Presiden AS Donald Trump memperingati hari ke-100 masa jabatan keduanya di Gedung Putih pada hari Selasa (29/4/2025),

Tangkapan layar YouTube CNBC Television Live
PIDATO TRUMP - Tangkapan layar YouTube CNBC Television Live yang diambil pada Rabu (30/4/2025) menunjukkan Presiden Donald Trump menyampaikan pidato pencapaiannya selama 100 hari menjabat pada hari Rabu di Michigan. Dalam pidato berdurasi 90 menit, ia menyebut kepemimpinannya kali ini sebagai periode yang sukses, meskipun di tengah sorotan tajam dari media, survei publik yang mengecewakan, dan kritik atas kebijakan agresifnya. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden AS Donald Trump memperingati hari ke-100 masa jabatan keduanya di Gedung Putih pada hari Selasa (29/4/2025),

Untuk memperingati masa jabatannya, ia menggelar rapat umum bergaya kampanye yang penuh semangat.

Dalam pidato berdurasi 90 menit, ia menyebut kepemimpinannya kali ini sebagai periode yang sukses, meskipun di tengah sorotan tajam dari media, survei publik yang mengecewakan, dan kritik atas kebijakan agresifnya.

"Kita berada di sini malam ini di jantung negara kita untuk merayakan 100 hari pertama pemerintahan paling sukses dalam sejarah negara kita," kata Trump, berdiri di depan layar elektronik besar bertuliskan '100 Hari Kehebatan', dikutip dari APnews.

Menurutnya, kebijakan yang ia terapkan adalah hanya permulaan dalam pemerintahannya,

"Kita baru saja memulai. Anda bahkan belum melihat apa pun," katanya.

Dalam pidatonya di Michigan, Trump lebih banyak mengangkat kembali keluhan lama ketimbang menguraikan pencapaian masa depan. 

Ia mengejek pendahulunya Joe Biden, menertawakan penampilannya, serta kembali mengulangi klaim tak berdasar bahwa dirinya memenangkan pemilihan presiden 2020. 

Trump juga menyerang media dan hasil jajak pendapat yang tidak berpihak padanya.

Sorotan utama dalam pidato Trump adalah isu imigrasi, tema andalan yang ia gunakan sejak kampanye pertamanya. 

Ia membanggakan upaya 'deportasi massal' yang telah menyebabkan penurunan signifikan dalam jumlah penyeberangan ilegal di perbatasan selatan AS.

Baca juga: 100 Hari Pertama Trump, Janji-Janjinya Terpenuhi atau Hanya Pencitraan?

“Mengusir para penyerbu bukan sekadar janji kampanye. Itu tugas serius saya sebagai panglima tertinggi,” tegas Trump.

Ia bahkan menyelipkan pemutaran video para migran yang dideportasi ke El Salvador, disambut sorakan dari para pendukungnya.

Meskipun angka pengangguran meningkat di Michigan, Trump tetap membela kebijakan tarif tinggi terhadap mobil dan suku cadangnya. 

Beberapa jam sebelum pidatonya, Gedung Putih bahkan sempat mengumumkan pelonggaran kebijakan tarif, namun hal itu tidak menghentikan Trump untuk tetap menegaskan bahwa proteksionisme adalah jalan menuju kejayaan ekonomi.

Trump juga menyuarakan kebijakan luar negeri yang kontroversial. 

Ia menyatakan dukungannya terhadap kemungkinan ekspansi wilayah dengan tidak menutup opsi intervensi militer di Greenland dan Panama.

Presiden AS ini juga kembali menyuarakan visinya untuk mengubah Jalur Gaza menjadi kawasan wisata mewah yang disebutnya 'Riviera Timur Tengah', dan bahkan menyiratkan ide aneksasi Kanada.

Di dalam negeri, Trump mengklaim telah melakukan pembersihan besar-besaran terhadap birokrasi pemerintah.

Di bawah arahan penasihatnya Elon Musk, yang juga CEO Tesla dan orang terkaya di dunia, pemerintahannya telah melakukan pemangkasan besar terhadap tenaga kerja federal.

:Kami menghentikan kereta gravy mereka, mengakhiri perjalanan kekuasaan mereka, dan memberi tahu ribuan birokrat deep stage yang korup, tidak kompeten dan tidak diperlukan, 'Anda dipecat!', serunya lantang.

Namun, di balik deklarasi klaim keberhasilan itu, data menunjukkan bahwa hanya sekitar 4 dari 10 orang Amerika yang menyetujui cara Trump memimpin negara. 

Persetujuan atas kebijakan ekonominya lebih rendah lagi dan hanya bahwa Trump 'kelewatan' dalam mendeportasi imigran ilegal.

Popularitas Elon Musk pun disebut tak terlalu membantu, dengan hanya 33 persen warga yang berpandangan positif terhadapnya, dan banyak yang mengkritik pemangkasan tenaga kerja federal sebagai langkah berlebihan.

Sementara peringatan 100 hari ini berbeda dari sebelumnya.

Di mana biasanya presiden hanya menggunakan 100 hari pemerintahannya untuk meluncurkan beberapa rapat umum.

Namun pejabat pemerintah mengatakan bahwa Trump merupakan presiden yang paling efektif.

Pasalnya, selama hampir setiap hari Trump mengadakan rapat dan berbicara dengan wartawan.

(Tribunnews.com/Farrah)

Artikel Lain Terkait Donald Trump Pimpin Amerika Serikat

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved