Konflik Rusia Vs Ukraina
Putin Tawarkan Akhiri Invasi Ukraina di Garis Depan, Pejabat Eropa Sebut Jadi Taktik Menekan Trump
Tawaran Kremlin menandai tanda pertama dalam tiga tahun bahwa Moskow mungkin akan menarik kembali tujuan perang maksimalisnya.
“Sifat tindakan Ukraina akan terus seperti cermin: kami akan menanggapi kesunyian dengan kesunyian, dan serangan kami akan menjadi pertahanan terhadap serangan Rusia. Tindakan selalu berbicara lebih keras daripada kata-kata,” jelasnya, seperti diberitakan AP News.
Kementerian Pertahanan Rusia, pada bagiannya, mencatat 4.900 pelanggaran gencatan senjata oleh Ukraina.
Kementerian itu menuduh bahwa pasukan Moskow "mematuhi gencatan senjata dengan ketat dan tetap berada di garis dan posisi yang sebelumnya diduduki."
Pemimpin Rusia sebelumnya telah membuat gencatan senjata penuh dengan syarat penghentian pasokan senjata Barat ke Kyiv dan upaya mobilisasi Ukraina — tuntutan yang ditolak oleh Ukraina.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.155: Jawab Putin, Zelensky Siap Negosiasi dalam Format Apa Pun
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan kepada wartawan pada hari Senin bahwa Rusia akan memberi tahu "semua pihak yang berkepentingan" tentang pelanggaran gencatan senjata oleh Ukraina.
Peskov mengatakan bahwa Rusia “tetap terbuka untuk mencari penyelesaian damai dan terus bekerja sama dengan pihak Amerika,” seraya menambahkan bahwa “kami tentu berharap bahwa upaya ini akan membuahkan hasil.”
Ketika ditanya apakah ada usulan dari AS agar Kyiv mengakui Krimea yang dianeksasi Moskow pada tahun 2014 sebagai bagian dari Rusia, Presiden Donald Trump menjawab bahwa "Saya akan memberikan rincian lengkapnya selama tiga hari ke depan," seraya menambahkan bahwa "kami telah mengadakan pertemuan yang sangat baik mengenai Ukraina dan Rusia."
Zelensky dengan tegas menolak pengakuan wilayah Ukraina yang diduduki sementara sebagai wilayah Rusia.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.