Gempa di Myanmar
Masalah Gempa Belum Terselesaikan, Junta Myanmar Perpanjang Gencatan Senjata
Sebelumnya pascagempa Maret, junta Myanmar mengumumkan gencatan senjata selama 20 hari pada 2 April, menyusul langkah serupa dari NUG.
Namun, menurut PBB dan kelompok lain, junta tetap melanjutkan operasi militer, termasuk serangan udara, di beberapa wilayah.
Anwar Ibrahim Diminta Hati-hati Tangani Myanmar

Analis politik Fuadi Pitsuwan dari Universitas Thammasat ikut buka suara terkait langkah Anwar Ibrahim dalam menjembatani pihak-pihak yang berkonflik di Myanmar.
Fuadi menyarankan agar Anwar memperluas dialog dengan empat kelompok bersenjata etnis tertua di Myanmar, yang mengontrol wilayah perbatasan.
"Mereka adalah pemangku kepentingan kritis dalam proses perdamaian yang layak," katanya.
Anwar sebelumnya menegaskan ASEAN tetap fokus pada implementasi rencana perdamaian.
"Kami akan terus melibatkan semua pihak demi perdamaian, rekonsiliasi, dan kesejahteraan rakyat Myanmar," tulisnya dalam unggahan Facebook usai pertemuan di Thailand.
Sementara itu, juru bicara Karen National Union (KNU), Saw Taw Nee, mendesak ASEAN untuk mengubah pendekatan dan mengakui peran kelompok etnis.
"Pemimpin ASEAN harus memberikan pengakuan kepada kami," katanya.

Di tengah upaya dialog ini, junta berencana menggelar pemilu Desember mendatang, yang dikritik sebagai upaya legitimasi kekuasaan melalui boneka.
Anwar Ibrahim ;dalam pesan yang disampaikannya langsung kepada junta; juga menekankan pentingnya pemilu yang inklusif, bebas, dan adil.
Namun demikian, analis Thitinan Pongsudhirak dari Universitas Chulalongkorn memperingatkan bahwa Ibrahim harus mewaspadai tipu daya pihak Junta bila mereka mengklaim bisa menjalankan pemilu yang transparan.
"Min Aung Hlaing telah membuktikan bahwa dia tidak bisa dipercaya. ASEAN di bawah Anwar harus berhati-hati agar tidak terjebak."
(Tribunnews.com/Bobby)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.