Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Wall Street Journal Bongkar Kondisi Keuangan Hamas, Sebut Bangkrut dan Tak Bisa Bayar Gaji Pejuang

Sebuah laporan dari Wall Street Journal membongkar kondisi keuangan Hamas setelah Israel membombardir Gaza. Sebut sudah bangkrut dan gagal bayar gaji.

khaberni/tangkap layar
SAYAP MILITER - Foto file Khaberni yang diambil, Kamis (13/3/2025) yang menunjukkan personel Brigade Al Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas saat berkumpul dalam parade militer. Wall Street Journal membongkar kondisi keuangan Hamas setelah Israel melancarkan agresinya lagi di Gaza. 

TRIBUNNEWS.COM - Wall Street Journal membongkar kondisi keuangan Hamas setelah Israel kembali melancarkan agresinya di Gaza.

Dalam laporannya, Wall Street Journal menyebut Hamas sudah bangkrut dan tak bisa lagi membayar gaji para pejuangnya.

Hal itu disebabkan karena  sumber daya mengering akibat Israel memperbarui serangannya di Jalur Gaza bulan lalu dan menghentikan pengiriman bantuan kemanusiaan.

Laporan Wall Street Journal ini mengutip para pejabat Israel, Arab dan Barat.

Menurut pejabat intelijen Arab, gaji banyak pegawai pemerintah Hamas telah dihentikan.

Sejak bulan lalu, banyak pejabat senior dan tokoh politik Hamas hanya menerima sekitar setengah dari gaji mereka yang biasa.

Normalnya, para pejabat Hamas menerima gaji sekitar $200-$300 per bulan.

Dikutip dari The Times of Israel, seorang pengacara Palestina, Moumen Al-Natour mengatakan kepada The Journal bahwa Hamas sedang menghadapi “krisis besar”.

"Mereka sangat bergantung pada bantuan kemanusiaan yang dijual di pasar gelap untuk mendapatkan uang tunai," ungkap Al-Natour.

Sepanjang perang, Hamas telah mengambil pasokan bantuan dan menjualnya untuk mengumpulkan uang, menurut pejabat Israel, Arab, dan Barat, tidak satupun dari mereka disebutkan namanya dalam laporan tersebut.

Hamas memungut pajak dari pedagang, bea cukai di pos pemeriksaan, dan menyita barang yang kemudian dijual kembali.

Baca juga: Gagal Damai! Hamas Tolak Gencatan Senjata, Israel Ogah Hengkang dari Gaza

Pada saat gencatan senjata pada bulan Januari dimulai, Hamas sedang dalam krisis, tetapi gencatan senjata tersebut mendatangkan lebih banyak bantuan, sehingga keuangannya pulih, kata para pejabat.

Namun ketika gencatan senjata berakhir pada bulan Maret, Israel menghentikan pengiriman bantuan dan melanjutkan serangannya terhadap Hamas, sehingga memperparah keadaan kelompok tersebut.

Serangan Israel telah menargetkan pejabat Hamas yang terlibat dalam penyaluran uang tunai kepada para anggotanya, sementara yang lain telah bersembunyi, kata pejabat intelijen Arab kepada surat kabar tersebut.

Selain tidak mampu membayar para operatornya, Hamas juga berjuang untuk mendapatkan anggota baru dan mempertahankan front persatuan di antara penduduk melawan Israel, dengan warga Gaza sesekali berdemonstrasi menentang kelompok tersebut karena tidak mengakhiri perang, catat laporan itu.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved