Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Mahasiswa Harvard Banyak Pro Palestina, Trump: Harvard Tak Layak Jadi Universitas Terbaik di Dunia

Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada hari Rabu menyebut Universitas Harvard sebagai "lelucon"

Editor: Muhammad Barir
Tangkapan layar Youtube
KIBARKAN BENDERA PALESTINA- Bendera Palestina dikibarkan oleh para wisudawan selama upacara wisuda di Universitas Harvard.  Hal ini terjadi setelah universitas tertua di Amerika itu menjadi yang pertama menolak usulan kebijakan dari Pemerintahan Donald Trump. 

Kontroversi ini telah menarik perhatian nasional. 

Pelatih Golden State Warriors Steve Kerr, yang mengenakan kaus Harvard, mengkritik sikap administrasi sebagai "hal terbodoh yang pernah saya dengar" dan menyuarakan dukungannya terhadap "kebebasan akademis".

Pemerintahan Trump secara terbuka membela kampanyenya melawan universitas-universitas elit sebagai respons terhadap apa yang digambarkannya sebagai "anti-Semitisme" yang meluas dan program-program keberagaman yang ditujukan untuk mendorong kaum minoritas.

Klaim anti-Semitisme terkait dengan gelombang protes mahasiswa tahun lalu di seluruh kampus AS yang menentang perang "Israel" di Gaza. 

Universitas Columbia, pusat protes utama, bulan lalu menyetujui pengawasan federal atas departemen studi Timur Tengahnya setelah menghadapi ancaman kehilangan dana sebesar $400 juta.

Kritik yang lebih luas dari pemerintahan ini menggemakan kekhawatiran lama kaum konservatif bahwa universitas-universitas Amerika didominasi oleh ideologi-ideologi liberal dan gagal melindungi keberagaman sudut pandang.

Dalam kasus Harvard, Gedung Putih berupaya mendapatkan kendali luar biasa atas salah satu lembaga akademis paling terkemuka di dunia. Tuntutan yang diuraikan dalam surat kepada universitas tersebut meliputi:

-Mengakhiri kebijakan penerimaan yang mempertimbangkan ras atau asal negara

-Melarang mahasiswa asing yang dianggap “bermusuhan dengan nilai-nilai dan institusi Amerika”

-Melarang praktik perekrutan berdasarkan ras, agama, jenis kelamin, atau asal negara

-Mengurangi pengaruh mahasiswa dalam tata kelola universitas

-Mengaudit fakultas dan mahasiswa untuk “keberagaman sudut pandang”

-Merombak departemen-departemen yang memiliki “catatan yang sangat buruk mengenai anti-Semitisme atau bias lainnya”

-Menindak tegas aksi protes di kampus

 

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved