Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Korea Utara Raup Rp 337 Triliun, Pasok Hingga 100 Persen Peluru Artileri Rusia Buat Hajar Ukraina

Rusia mengandalkan hingga 100 persen amunisi Korea Utara untuk berperang melawan Ukraina pada tahun ini. Hal itu membuat Korut meraup senilai Rp 337 T

Foto: Alexei Konovalov/TASS
AMUNISI KOREA UTARA - Artileri Rusia di wilayah Kherson, Ukraina dilaporkan menggunakan amunisi yang dipasok Korea Utara. Dalam laporan terbaru, Rusia disebutkan bahkan 100 persen mengandalkan amunisi Korea Utara untuk berperang melawan Ukraina. 

Antara Agustus 2023 dan Maret 2025, Korea Utara dilaporkan telah mengirim lebih dari 15.800 kontainer amunisi ke Rusia .

Citra satelit mengungkap 64 pelayaran oleh kapal-kapal Rusia, yang berpotensi mengirimkan antara 4,2 juta dan 5,8 juta butir amunisi Korea Utara.

Sebagai balasannya, Pyongyang disebut-sebut telah menerima persenjataan dan teknologi militer canggih dari Rusia, bukan uang tunai.

Laporan tersebut menunjukkan Korea Utara lebih menyukai "bantuan teknis dan dalam bentuk barang" yang meningkatkan industri pertahanannya sendiri dan mendukung tujuan strategis jangka panjangnya.

Korea Utara mengerahkan lebih dari 11.000 tentara untuk mendukung upaya perang Rusia, yang sebagian besar dikirim ke Oblast Kursk Rusia .

AMUNISI KOREA UTARA - Artileri Rusia di wilayah Kherson
AMUNISI KOREA UTARA - Artileri Rusia di wilayah Kherson, Ukraina dilaporkan menggunakan amunisi yang dipasok Korea Utara. Dalam laporan terbaru, Rusia disebutkan bahkan 100 persen mengandalkan amunisi Korea Utara untuk berperang melawan Ukraina.

Ukraina memperkirakan 5.000-6.000 korban di antara mereka, menyoroti tingginya biaya manusia akibat keterlibatan Pyongyang.

Aliansi militer Rusia-Korut yang semakin dalam menimbulkan kekhawatiran regional yang lebih luas, khususnya bagi negara-negara Barat dan NATO.

KIDA memperingatkan kalau kerja sama yang lebih erat dengan Korea Utara ini dapat menyebabkan Moskow melakukan intervensi di Semenanjung Korea jika terjadi krisis.

"Kerja sama militer Rusia-Korea Utara meningkatkan kemungkinan Rusia campur tangan di semenanjung Korea jika terjadi keadaan darurat," kata laporan itu.

KIDA juga mendesak masyarakat internasional untuk mengadopsi tindakan guna memutuskan aliansi tersebut.

Presiden Rusia Vladimir Putin menggambarkan Korea Utara sebagai "mitra," dan menegaskan bahwa perjanjian pertahanan bilateral yang ditandatangani pada tahun 2024 kini berlaku.

Ia juga mengisyaratkan bahwa Pyongyang dapat diikutsertakan dalam negosiasi mendatang untuk mengakhiri perang di Ukraina.

(oln/tmt/KI/*)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved