Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Jerman Lakukan Boikot Diplomatik, Larang Rusia Hadir di Tugu Peringatan Perang Dunia II

Jerman memboikot Rusia dalam acara peringatan Perang Dunia II dengan tidak mengundang duta besar Rusia dan Belarusia.

Soeren Stache/dpa
PERINGATAN PERANG DUNIA II - Sergei Nechaev, duta besar Rusia untuk Jerman, berdiri di tugu peringatan Perang Dunia II dalam upacara peringatan 80 tahun Pertempuran Seelow Heights, April 2025. Kehadiran Sergei membuat Jerman mengeluarkan boikot dengan tidak mengundang Rusia dan Belarusia dalam Peringatan Perang Dunia II karena aksi agresi militer Moskow ke Ukraina. 

Penilaian tersebut, yang juga dilaporkan oleh media Jerman lainnya seperti Süddeutsche Zeitung, WDR, dan NDR, menunjukkan Putin tidak akan puas hanya dengan Ukraina.

Pada akhir dekade ini, Rusia kemungkinan telah menciptakan semua kondisi yang diperlukan untuk dapat melancarkan perang konvensional berskala besar.

Badan Intelijen Lituania (VSD) meyakini saat ini Rusia belum berada dalam posisi untuk melancarkan perang konvensional berskala besar melawan NATO dalam jangka menengah.

Namun, tindakan militer terbatas terhadap satu atau lebih negara NATO masih mungkin dilakukan.

Putin diduga berencana untuk menguji seberapa serius negara-negara NATO benar-benar menjalankan kewajiban Pasal 5, yaitu memberikan bantuan kepada negara anggota jika terjadi keadaan darurat.

Laporan BND menunjukkan, meskipun tiga perempat tentara dan peralatan Rusia dari wilayah perbatasan Baltik saat ini dikerahkan di Ukraina, angkatan udara dan angkatan laut Rusia tetap dalam keadaan siaga penuh.

Jika perang di Ukraina berakhir, unit-unit Rusia akan dikerahkan kembali ke wilayah tersebut.

Meskipun mengalami kerugian besar dan terkena sanksi Barat, Putin terus memperkuat militernya.

Baca juga: Ukraina Krisis Listrik, 45.000 Warga Hidup di Kota Gelap Gulita Imbas Serangan Rudal Rusia

Bundeswehr dan BND melaporkan ekonomi militer Rusia menghasilkan lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan perang di Ukraina.

Pada 2026, jumlah Angkatan Bersenjata Rusia diperkirakan akan meningkat menjadi 1,5 juta tentara.

Menurut rencana pada 2022, jumlah personel, senjata, dan peralatan militer Federasi Rusia di perbatasan dengan NATO harus ditingkatkan sebesar 30-50 persen.

Kremlin diketahui meningkatkan pengeluaran militer dengan sangat pesat.

Pada 2025, jumlahnya akan mencapai sekitar €120 miliar, yang setara dengan lebih dari 6 persen PDB.

Dengan demikian, Rusia hampir melipatgandakan anggaran militernya hingga empat kali lipat dibandingkan dengan tahun 2021.

 

(oln/anews/rtrs/*)

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved