Jumat, 3 Oktober 2025

Pakistan Desak Iran Usut Pembunuhan 8 Warganya di Sistan-Baluchestan, Diduga Ulah Kelompok Separatis

Pakistan desak Iran usut pembunuhan 8 buruhnya di Mehrestan, insiden 13 April itu diduga dilakukan kelompok separatis Baloch, BNA.

Google Maps
PAKISTAN MEMANAS - Gambar merupakan tangkap layar Google Maps, Selasa (15/4/2025), menunjukkan lokasi Provinsi Sistan dan Baluchestan. ​Pada 12 April 2025, delapan pekerja migran asal Pakistan tewas ditembak oleh penyerang tak dikenal di sebuah bengkel di Mehrestan, provinsi Sistan dan Baluchestan, Iran, sekitar 230 kilometer dari perbatasan Pakistan, dalam insiden yang dikutuk oleh kedua negara dan memicu seruan Islamabad agar Teheran melakukan penyelidikan menyeluruh serta kerja sama penuh dalam pemulangan jenazah korban. ​ 

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Pakistan mendesak Iran untuk melakukan penyelidikan menyeluruh atas pembunuhan delapan pekerja migran asal Pakistan di provinsi Sistan dan Baluchestan.

Daerah tersebut merupakan wilayah yang berada di sisi tenggara Iran, berbatasan langsung dengan Pakistan.

Menurut laporan AP News, pembunuhan terjadi pada Sabtu (13/4/2025) di Kabupaten Mehrestan.

Jaraknya sekitar 230 kilometer dari perbatasan kedua negara.

Serangan tersebut menargetkan sebuah bengkel milik warga Pakistan yang memperbaiki mobil.

Media Iran melaporkan, delapan korban berasal dari provinsi Punjab, Pakistan dan bekerja sebagai mekanik.

Mereka dilaporkan diikat terlebih dahulu sebelum dieksekusi oleh pelaku bersenjata tak dikenal.

Kelompok separatis Tentara Nasionalis Baloch (BNA) mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.

BNA merupakan salah satu faksi bersenjata yang menuntut kemerdekaan wilayah Balochistan dari Pakistan.

Menanggapi insiden ini, Duta Besar Pakistan untuk Iran, Muhammad Mudassir Tipu, mengonfirmasi Islamabad dan Teheran tengah berkoordinasi dalam proses penyelidikan serta pemulangan jenazah para korban.

Dalam pernyataannya di platform X, ia menyebut para korban sebagai buruh migran yang bekerja secara sah.

Baca juga: Rezim Taliban Kecam Deportasi Paksa Warga Afghanistan dari Pakistan

Kementerian Luar Negeri Pakistan mengutuk keras serangan tersebut dan meminta kerja sama penuh dari pemerintah Iran.

"Kami berharap Iran membantu menyelidiki kasus ini dan memastikan pemulangan jenazah secara tepat waktu," tulis pernyataan tersebut.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Iran menyampaikan belasungkawa kepada Pakistan dan menyebut pembunuhan itu sebagai “tindakan terorisme."

Juru bicara kementerian, Esmail Baqaei, mengatakan tindakan tersebut “tidak sesuai dengan prinsip Islam, hukum, dan norma kemanusiaan.”

Duta Besar Iran di Pakistan, Reza Amiri Moghadam, juga menyatakan bahwa "terorisme adalah ancaman bersama di kawasan".

Ia menyerukan kerja sama regional untuk memerangi kekerasan lintas perbatasan.

Laporan dari HalVash, kelompok advokasi untuk komunitas Baluch di Iran, Pakistan, dan Afghanistan, menyebut bahwa korban menjalankan bisnis perbaikan mobil di kota Mehrestan.

Namun laporan ini belum dapat diverifikasi secara independen.

Insiden ini memperburuk ketegangan antara Iran dan Pakistan, yang sudah memanas sejak awal 2024.

Pada Januari lalu, Iran meluncurkan serangan udara ke wilayah Pakistan dengan dalih menargetkan kelompok bersenjata Jaish al-Adl, yang dituding terlibat dalam berbagai serangan terhadap Iran.

Sebagai balasan, Pakistan juga meluncurkan serangan udara ke wilayah Iran, mengklaim serangan tersebut menargetkan kelompok teroris berdasarkan informasi intelijen.

Kawasan Balochistan yang membentang di Pakistan, Iran, dan Afghanistan, memang telah lama menjadi sarang pemberontakan separatis.

Kelompok bersenjata seperti Tentara Pembebasan Baloch (BLA) dan Jaish al-Adl aktif melakukan serangan terhadap sasaran militer dan infrastruktur sipil.

BLA sendiri telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat sejak 2019.

Menurut analis keamanan dari Islamabad, Ihsanullah Tipu Mehsud, BNA yang mengklaim serangan terbaru ini merupakan kelompok kecil dengan sumber daya terbatas.

Meskipun demikian, aksi mereka diduga sebagai upaya menunjukkan eksistensi kembali di tengah dominasi BLA yang lebih kuat.

Baca juga: Arab Saudi Hentikan Visa bagi India, Pakistan, dan Indonesia di Antara 14 Negara Menjelang Haji

Mehsud, yang juga salah satu pendiri portal riset keamanan The Khorasan Diary, mengatakan tidak ada bukti bahwa Iran mendukung BNA.

Bahkan, menurutnya, kelompok separatis Baloch melihat Iran dan Pakistan sebagai kekuatan pendudukan.

Meski ancaman BNA terhadap Iran relatif kecil dibandingkan Jaish al-Adl, serangan terbaru bisa mendorong Teheran dan Islamabad untuk meningkatkan koordinasi keamanan guna menghadapi kelompok-kelompok separatis di wilayah perbatasan mereka.

“Memerangi fenomena ini memerlukan upaya kolektif semua negara untuk mengakhiri segala bentuk terorisme dan ekstremisme,” tulis Duta Besar Iran untuk Pakistan, Reza Moghadam, dalam pernyataannya di X.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved