Selasa, 30 September 2025

Trump Terapkan Tarif Timbal Balik

Xi Jinping Mulai Kunjungi 3 Negara ASEAN Terdampak Tarif AS, Perkuat Hubungan Ekonomi Regional

Presiden China, Xi Jinping memulai lawatannya ke 3 negara Asia Tenggara yang terdampak tarif Donald Trump pada Senin (14/4/2025).

Politica China
XI JINPING - Foto yang diambil dari laman Politica China tanggal 31 Januari 2025 memperlihatkan Presiden Tiongkok Xi Jinping sedang menyampaikan pesan tahun baru Imlek. Presiden China, Xi Jinping memulai lawatannya ke 3 negara Asia Tenggara yang terdampak tarif Donald Trump pada Senin (14/4/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden China, Xi Jinping, memulai lawatannya ke tiga negara Asia Tenggara yang terdampak tarif Donald Trump pada Senin (14/4/2025).

Ia memulai dengan mengunjungi Vietnam sebagai tujuan pertama dalam rangkaian kunjungan ke tiga negara, Vietnam, Malaysia, dan Kamboja.

Kunjungan ini menjadi upaya Beijing memperkuat hubungan ekonomi regional di tengah meningkatnya tensi dagang dengan Amerika Serikat yang dipimpin Presiden Donald Trump.

Langkah Xi ini, dipandang sebagai strategi untuk menampilkan Tiongkok sebagai mitra dagang stabil dan dapat diandalkan, berbeda dengan pendekatan Washington yang dinilai penuh ketidakpastian, dikutip dari semafor.com.

Terutama setelah penerapan dan penangguhan tarif impor terhadap negara-negara Asia Tenggara. 

Tarif yang dijatuhkan AS telah mengguncang kawasan yang sangat bergantung pada ekspor, menciptakan keresahan di pasar global.

Vietnam dan Kamboja menjadi dua negara yang paling terdampak oleh kebijakan tarif AS. 

Vietnam, sebagai pusat manufaktur regional, dan Kamboja, yang mengandalkan ekspor sektor garmen dan alas kaki, menghadapi beban tarif masing-masing sebesar 46 persen dan 49 persen, dikutip dari The Guardian.

Kunjungan Xi Jinping ke negara-negara ini membawa harapan akan adanya penguatan kerja sama ekonomi dan investasi.

Diperkirakan, Tiongkok akan menandatangani serangkaian kesepakatan ekonomi dengan Vietnam, termasuk rencana kerja sama pengembangan jaringan kereta api dan investasi strategis lainnya. 

Ini menjadi sinyal bahwa Beijing tengah memperluas pengaruhnya di kawasan yang sebelumnya menjadi medan persaingan dominasi ekonomi antara AS dan Tiongkok.

Seiring dengan perjalanan Xi, Tiongkok juga mendesak AS untuk membatalkan seluruh tarif yang dikenakan terhadap produk-produk Tiongkok, kecuali barang elektronik konsumen dan peralatan semikonduktor.

Baca juga: China Kena Prank Kebijakan Tarif Trump, Barang Elektronik Tidak Jadi Masuk Pengecualian

Kami mendesak AS untuk mengambil langkah besar memperbaiki kesalahannya, sepenuhnya membatalkan praktik tarif timbal balik, dan kembali ke jalan yang benar yaitu saling menghormati,” tegas juru bicara Kementerian Perdagangan Tiongkok.

Sebagai balasan atas tarif AS, Beijing menerapkan tarif sebesar 125 persen pada barang-barang asal Amerika.

Sementara itu, Presiden Trump tetap pada posisinya dengan menolak memberikan pengecualian tarif secara luas.

Dalam unggahan di Truth Social, ia menegaskan bahwa tidak ada 'pengecualian' terhadap tarif.

Ia menegaskan, barang-barang seperti telepon pintar dan komputer hanya dipindahkan ke kelompok tarif lain yang tetap memberlakukan bea masuk tinggi.

Trump juga mengumumkan rencana penyelidikan terhadap sektor semikonduktor dan rantai pasok elektronik atas nama keamanan nasional.

Presiden AS ini mengisyaratkan pemberlakuan tarif tambahan atas barang-barang teknologi tinggi Tiongkok dalam dua bulan ke depan.

Menteri Perdagangan Trump, Howard Lutnick, menegaskan bahwa produk-produk seperti telepon pintar, komputer, dan semikonduktor akan dikenakan tarif baru di luar skema tarif timbal balik yang sudah ada.

Ketegangan ini menunjukkan semakin mendalamnya perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia.

Sebelumnya, Xi menunjukkan sikap tegas dan penuh keyakinan bahwa negaranya siap menghadapi tekanan ekonomi dari Washington.

Ia menegaskan, China tidak takut terhadap konflik perdagangan yang terus berkembang dengan Amerika Serikat.

Tak hanya itu, menurut Xi, perang dagang ini tidak akan menghasilkan pemenang.

“Tidak ada pemenang dalam perang dagang, dan melawan dunia hanya akan menyebabkan isolasi diri,” ujar Xi dalam pernyataan yang bernada menantang namun tetap diplomatis, dikutip dari Indpendent.co.uk.

Dengan nada jelas dan penuh tekad, pernyataan Xi menjadi sinyal kuat bahwa Beijing tidak akan mundur dari tekanan eksternal dan siap mempertahankan posisinya dalam percaturan ekonomi global.

Sebagai informasi, pada awal bulan ini, Trump mengenakan tarif baru sebesar 34 pesen terhadap China.

Sehingga total tarif impor China sebesar 54 persen.

Tak terima dengan keputusan Trump, China kemudian memberikan tarif balasan.

Beijing membalas dengan mengenakan tarif sebesar 34 persen terhadap barang-barang Amerika, dikutip dari independent.co.uk.

Tidak berhenti sampai di situ, perang dagang terus berlanjut.

Kemudian, Trump mengumumkan tarif tambahan sebesar 50 persen menjadi 104 persen.

Tiongkok kembali menanggapi dengan menaikkan tarif produk Amerika dalam jumlah yang sama, sehingga total tarifnya menjadi 84 persen, dikutip dari HindustanTimes.

Kemudian, Trump menaikkan tarif Tiongkok dari 125 persen menjadi 145 persen.

(Tribunnews.com/Farrah)

Artikel Lain Terkait Xi Jinping dan Trump Terapkan Tarif Timbal Balik

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan