Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Brigade Al Qassam Kembali Beraksi, Pasukan Israel Dijebak di Rumah Berpeledak, IDF Bertumbangan

Serangan Brigade Al Qassam ini menandai penyergapan pertama yang dilakukan oleh petempur Qassam sejak dimulainya kembali serangan Israel

|
khaberni/tangkap layar
RUMAH JEBAKAN - Tangkap layar unggahan Brigade Al Qassam saat sergapan terhadap Pasukan Israel. Brigade Al Qassam kembali melakukan penyergapan Minggu (13/4/2025) menandai sergapan pertama pasca-Israel melanggar gencatan senjata. 

"Belum diputuskan apakah akan tetap menjadikan seluruh wilayah yang dimaksud sebagai zona penyangga yang dilarang bagi warga sipil (seperti yang telah dilakukan di wilayah perimeter lainnya), atau meratakan dan menghancurkan semua bangunan, dan pada dasarnya memusnahkan kota Rafah," Haaretz mengutip sumber di lembaga pertahanan. 

Israel memperbarui pemboman brutalnya terhadap kota dan lingkungan sekitarnya setelah mengakhiri gencatan senjata dan melanjutkan perang . 

Kantor Media Pemerintah Gaza mengatakan pada hari Minggu bahwa Israel telah menghancurkan lebih dari 90 persen rumah di Kegubernuran Rafah dan 85 persen infrastrukturnya.

Rafah merupakan rumah bagi sekitar 200.000 warga Palestina sebelum Israel melancarkan kampanye genosida di jalur tersebut.

Kepala Staf Militer Israel Eyal Zamir mengunjungi Gaza selatan pada tanggal 8 April dan mengatakan kepada pasukannya bahwa ia mengharapkan mereka mengalahkan Brigade Rafah dari Brigade Qassam.

"Kalian telah kembali bertempur di Jalur Gaza, di wilayah tempat pasukan kami beroperasi untuk pertama kalinya. Saya berharap kalian dapat mengalahkan Brigade Rafah dan mengamankan kemenangan di mana pun kalian bertempur," kata Zamir kepada pasukan tersebut.

Militer sebelumnya mengklaim telah mengalahkan Brigade Rafah pada bulan September.

Menurut Haaretz , pasukan yang bersiap merebut wilayah Rafah tidak jelas mengenai tujuan mereka dan khawatir dengan potensi bahaya yang mereka hadapi. 

"Kami akan kembali menghancurkan apa yang sudah hancur tanpa ada yang tahu berapa lama, apa tujuan operasi ini, dan pencapaian operasional apa yang perlu dicapai pasukan untuk menyelesaikan misi," kata seorang prajurit cadangan kepada surat kabar itu. 

“Semua rumah di Gaza akan runtuh. Kami kehilangan banyak tentara akibat runtuhnya bangunan; kami harus menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengeluarkan mereka dari reruntuhan bangunan yang dulunya adalah reruntuhan bangunan. Jika komandan IDF tidak mengerti bahwa para pejuang siap bertempur tetapi tidak akan tewas dalam kecelakaan operasional yang tidak perlu, maka mereka akan terkejut,” tambahnya. 

 

(oln/khbr/tc/*)

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved