Konflik Palestina Vs Israel
Presiden Prancis Macron Siap Akui Negara Palestina, Putra Netanyahu Meradang
Pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menyatakan kesiapan negaranya untuk mengakui negara Palestina memicu kemarahan putra Netanyahu.
TRIBUNNEWS.COM - Pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menyatakan kesiapan negaranya untuk mengakui negara Palestina dalam beberapa bulan mendatang, memicu kemarahan dari putra Perdana Menteri Israel,Benjamin Netanyahu, yaitu Yair Netanyahu.
Dalam unggahan pedas di platform X (sebelumnya Twitter), Yair meluapkan emosinya.
Kemudian, ia melanjutkan dengan serangkaian sindiran terhadap kekuasaan kolonial Prancis, menyerukan kemerdekaan bagi wilayah-wilayah yang berada di bawah kendali atau pengaruh Prancis.
“Ya untuk kemerdekaan Kaledonia Baru! Ya untuk kemerdekaan Polinesia Prancis! Ya untuk kemerdekaan Korsika! Ya untuk kemerdekaan Negara Basque! Ya untuk kemerdekaan Guinea Prancis! Hentikan neo-imperialis Prancis di Afrika Barat!" tulisnya, dikutip dari Al-Mayadeen.
Kemarahan Yair ini muncul setelah Macron mengumumkan bahwa Prancis akan mengakui negara Palestina pada hari Rabu (9/4/2025).
Dalam wawancara dengan France 5, Macron menyebut, langkah pengakuan resmi kemungkinan akan diumumkan pada konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, pada bulan Juni.
Konferensi ini akan diketuai oleh Arab Saudi dan Prancis.
Tidak hanya Yair, Menteri Luar Negeri Israel Gideon Sa’ar juga mengecam rencana Macron tersebut.
Dalam pernyataannya, Sa’ar menyebut, pengakuan negara Palestina saat ini sebagai “hadiah bagi Hamas.”
“Pengakuan sepihak atas negara Palestina fiktif, oleh negara mana pun, dalam realitas yang kita semua ketahui, akan menjadi hadiah dorongan bagi Hamas,” ujar Sa’ar, dikutip dari Anadolu Ajansı.
Ia juga menuding bahwa langkah Macron justru akan memperburuk situasi keamanan regional.
“Tindakan-tindakan semacam ini tidak akan mendekatkan perdamaian, keamanan, dan stabilitas di kawasan kita, tetapi justru sebaliknya,” tambahnya.
Baca juga: Macron: Prancis Akan Akui Negara Palestina pada Juni 2025, tapi Negara Arab Harus Akui Israel
Namun, rencana Macron ini disambut baik oleh Menteri Luar Negeri Palestina, Varsen Aghabekian Shahin.
Menurut Shahin, keputusan Macron ini akan melindungi hak-hak rakyat Palestina.
"Pengakuan Prancis akan menjadi langkah ke arah yang benar sejalan dengan upaya melindungi hak-hak rakyat Palestina dan solusi dua negara," katanya.
Saat ini, 147 dari 193 negara anggota PBB mengakui negara Palestina.
Pada bulan Mei tahun lalu, Spanyol, Irlandia, dan Norwegia secara resmi mengakui negara Palestina dalam pernyataan terpisah yang dikeluarkan berturut-turut.
Sosok Yair Netanyahu
Yair Netanyahu sendiri bukan sosok asing dalam pusaran kontroversi.
Putra sulung PM Israel ini dikenal luas karena aktivitas media sosialnya yang sering kali memicu perdebatan, baik di dalam negeri maupun secara internasional.
Ia pernah menyerang jurnalis, menuduh Mahkamah Agung Israel korup, dan membuat berbagai pernyataan provokatif yang kerap menuai kritik.
Pada tahun 2020, Yair dipaksa menghapus unggahan yang menyerukan pembentukan "Israel Raya," mencakup sebagian wilayah Yordania.
Ia juga sempat mendapat kecaman karena menyebarkan teori konspirasi, menghina pengunjuk rasa antipemerintah, serta membuat komentar bernada merendahkan terhadap perempuan dan kelompok minoritas.
Sementara itu, situasi di Gaza masih terus memburuk.
Di tengah upaya pengakuan internasional terhadap negara Palestina, pemerintahan Israel yang dipimpin Netanyahu melanjutkan operasi militernya yang brutal di wilayah Gaza.
Serangan intensif ke daerah padat penduduk, rumah sakit, dan infrastruktur sipil telah menewaskan lebih dari 50.000 warga Palestina.
Di mana sebagian besar korban merupakan perempuan dan anak-anak.
Banyak infrastruktur dan rumah-rumah warga yang hancur akibat serangan Israel.
(Tribunnews.com/Farrah)
Artikel Lain Terkait Emmanuel Macron, Yair Netanyahu dan Konflik Palestina vs Israel
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.