Konflik Palestina Vs Israel
Hamas Rilis Video Tawanan Israel, Minta Dibebaskan Agar Bisa Rayakan Paskah
Hamas merilis video yang memperlihatkan tawanan berkewarganegaraan Israel-Amerika, meminta Netanyahu segera membebaskan para sandera jelang Paskah
TRIBUNNEWS.COM – Militan Hamas kembali merilis sebuah video singkat memperlihatkan seorang sandera berkewarganegaraan Israel-Amerika yang masih hidup.
Cuplikan video berdurasi 3 menit, Anggota sayap kanan Hamas Brigade Ezzedine al-Qassam menerbitkan video yang memperlihatkan Edan Alexander seorang pasukan di unit infanteri elit Israel yang ditawan sejak 7 Oktober 2023.
Mengutip dari Al Arabiya, Alexander yang berusia 21 tahun saat ditawan, lahir di Tel Aviv namun tumbuh besar di negara bagian New Jersey, AS.
Akan tetapi setelah lulus SMA ia memutuskan kembali ke Israel bergabung dengan unit infanteri elit.
Dalam unggahan itu Alexander yang duduk di sebuah ruang kecil dan tertutup menyampaikan permintaannya agar pemerintahan Benjamin Netanyahu segera membebaskan para sandera.
Permintaan serius tersebut diungkap menjelang perayaan Paskah, hari raya yang memperingati pembebasan orang Israel dari perbudakan di Mesir menurut Alkitab.
Selama pasukan Netanyahu melancarkan serangan sejak pada 7 Oktober 2023 yang memicu perang di Jalur Gaza, militan Palestina menyandera 251 warga Israel.
Meski beberapa kali kedua pihak berhasil mencapai kesepakatan pertukaran sandera, akan tetapi akibat ulah Netanyahu yang melanggar perjanjian gencatan senjata dan melanjutkan pengeboman di Gaza, Hamas memutuskan untuk menghentikan pertukaran sandera lanjutan.
Saat ini setidaknya Lada sekitar lima puluh delapan sandera yang masih ditawan, termasuk 34 orang yang menurut militer Israel telah tewas.
Sandera Israel Salahkan Pemerintah Netanyahu
Selain menuntut pembebasan sandera segera, dalam akhir video Alexander turut menyampaikan tuduhan serius kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Baca juga: Hampir Setengah Warga Israel Ragu IDF Mampu Tundukkan Hamas Sekaligus Bebaskan Sandera
Ia menuding Netanyahu mengabaikan nasib para sandera lantaran terus menghambat proses pertukaran tahanan.
Ia mengatakan bahwa sandera Israel masih hidup dalam penahanan Hamas harus bertaruh nyawa karena terus mengalami pemboman Israel yang merusak di wilayah kantong Palestina.
“Tiga pekan lalu, ia mendengar kabar bahwa Hamas siap membebaskannya, namun tawaran tersebut ditolak oleh pihak Israel. Mereka membiarkan saya tetap menjadi tawanan,” ujar Alexander.
“Semua telah membohongi saya, rakyat Israel, pemerintah, militer, dan bahkan pemerintahan Amerika Serikat,” imbuhnya.
Ini merupakan kali kedua Alexander muncul dalam video yang dirilis oleh Hamas.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.