Trump Terapkan Tarif Timbal Balik
China Tolak Tunduk ke Trump, Bersumpah Siapkan Balasan untuk Hajar Ekonomi AS
China menolak tunduk atas ancaman Presiden AS Donald Trump, bertekad akan terus melawan tarif Trump di tengah perang dagang yang meningkat pesat
Sebagai informasi, sejak tahun lalu China menjadi negara kedua sumber impor AS. China memasok barang-barang dengan total harga 439 miliar dolar AS atau sekitar Rp7.440 triliun.
Sementara AS hanya mengekspor barang dengan nilai total 144 miliar dolar AS atau Rp2.400 triliun ke China pada 2024.
Meskipun Trump berulang kali mengklaim kenaikan tarif akan membantu menghasilkan pendapatan bagi pemerintah AS, mengurangi defisit perdagangan, dan merevitalisasi manufaktur AS.
Namun pada kenyataannya penerapan tarif 125 persen ke China berdampak negatif terhadap saham-saham AS.
Pada Rabu pagi, saham-saham AS mengalami penurunan pada penutupan.
Seperti Turun S&P 550 turun 1,57 persen ke kisaran 4.982,77. Disusul Dow Jones Industrial Average (DJIA) yang ikut anjlok 0,84 persen ke 37.645,59.
Sementara Nasdaq Composite (IXIC) merosot 2,15 persen ke 15.267,91.
Industri Film AS Terdampak
Lebih lanjut selain memberlakukan tarif balasan, China turut melarang penayangan semua film dari Amerika Serikat.
Upaya ini dilakukan sebagai respons kebijakan tarif impor yang diterapkan Presiden AS Donald Trump.
The Independent mencatat Industri film AS di China merupakan pasar yang cukup besar.
Pada 2024, film-film Hollywood meraup sekitar 585 juta dollar AS atau sekitar Rp 9,9 triliun di pasar China, setara 3,5 persen dari total box office China.
Dengan total keuntungan yang fantastis ini industri film dianggap penting bagi surplus perdagangan AS dengan China, mengingat film-film dari China kurang diminati di pasar internasional.
(Tribunnews.com / Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.