Terobosan Medis di Inggris: Bayi Pertama Lahir dari Rahim Transplantasi setelah 25 Tahun Penelitian
Seorang bayi lahir dari ibu yang menerima transplantasi rahim, menandai pencapaian medis bersejarah setelah 25 tahun penelitian pada 27 Februari 2025
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Untuk pertama kalinya di Inggris, seorang bayi lahir dari ibu yang menerima transplantasi rahim, menandai pencapaian medis bersejarah setelah 25 tahun penelitian.
Dikutip dari BBC, bayi perempuan bernama Amy Isabel lahir lewat operasi caesar pada 27 Februari 2025 di Rumah Sakit Queen Charlotte and Chelsea, London.
Ibunya, Grace Davidson (36), seorang ahli gizi dari London utara.
Lahir dengan sindrom langka Mayer-Rokitansky-Küster-Hauser (MRKH).
Kondisi tersebut membuatnya tidak memiliki rahim meski memiliki ovarium yang sehat.
Pada Februari 2023, Grace menjalani transplantasi rahim yang didonorkan oleh kakaknya, Amy Purdie (42), yang telah memiliki dua anak dan tidak berniat menambah keluarga.
Prosedur transplantasi yang berlangsung selama 17 jam ini melibatkan lebih dari 30 tenaga medis.
Dipimpin oleh Dr Isabel Quiroga dari Rumah Sakit Churchill, Oxford, operasi ini disebut sebagai “cara luar biasa untuk menciptakan kehidupan”.
Nama bayi Amy Isabel merupakan bentuk penghormatan kepada dua perempuan penting dalam proses ini: sang kakak dan dokter bedah yang memimpin transplantasi.
“Saya tidak pernah membayangkan momen ini bisa terjadi,” kata Grace kepada BBC.
“Saya selalu punya naluri keibuan, tapi bertahun-tahun saya menekannya karena terlalu menyakitkan.”
Baca juga: Kepala Botak, Bisakah Langsung Transplantasi Rambut? Ini Saran Dokter
Grace dan suaminya, Angus Davidson (37), berhasil hamil lewat program IVF, dikutip dari wombtransplantuk.org.
Kehamilan terjadi pada percobaan pertama setelah transplantasi, menggunakan embrio yang telah dibekukan sebelumnya.
Mereka awalnya berniat merahasiakan kisah ini, namun memutuskan untuk berbagi demi memberi harapan bagi pasangan lain dengan kondisi serupa.
Amy, sang donor, menyebut keputusannya sebagai bentuk kasih sayang terdalam.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.