Trump Terapkan Tarif Timbal Balik
Tarif Trump Terancam Guncang Ekonomi ASEAN, Prabowo Siapkan Langkah Jitu untuk Indonesia
Indonesia siap menghadapi dampak kebijakan tarif AS dengan langkah strategis Presiden Prabowo Subianto.
Ringkasan Berita
Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif impor 10 persen terhadap semua barang dari seluruh dunia, dengan Indonesia dikenakan tarif 32%. Negara-negara ASEAN lainnya juga terdampak, termasuk Malaysia, Brunei, dan Filipina.
Presiden Prabowo Subianto bersama dengan pemimpin negara ASEAN lainnya, seperti Malaysia, Brunei, Filipina, dan Singapura, melakukan diskusi melalui telepon untuk menyusun respons bersama terhadap kebijakan tarif AS.
Presiden Prabowo telah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk melindungi ekonomi Indonesia, termasuk memperkuat kemitraan dengan negara lain dan memperkuat kedaulatan ekonomi melalui kebijakan hilirisasi dan diversifikasi pasar ekspor.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, baru-baru ini mengumumkan kebijakan tarif impor 10% terhadap seluruh barang dari seluruh dunia, yang menciptakan ketegangan ekonomi global.
Indonesia, bersama dengan negara-negara ASEAN lainnya, terancam dampak signifikan dari tarif resiprokal tersebut, dengan Indonesia dikenakan tarif sebesar 32%.
Di sisi lain, negara-negara ASEAN lainnya juga terkena tarif tinggi, seperti Malaysia dan Brunei Darussalam yang dikenakan tarif 24%, Filipina 17%, Singapura 10%, Kamboja 49%, Laos 48%, Vietnam 46%, Myanmar 44%, dan Thailand 36%.
Dikutip dari keterangan Tim Media Prabowo, Presiden Indonesia Prabowo Subianto bersama dengan pemimpin negara-negara ASEAN lainnya, melakukan koordinasi melalui telepon untuk merumuskan respons bersama terhadap kebijakan proteksionis ini.
Negara-negara yang terlibat dalam percakapan ini termasuk Malaysia, Brunei, Filipina, dan Singapura.
Baca juga: Tarif Trump Mengguncang Ekonomi Dunia, Indonesia Harus Segera Ambil Langkah Diplomasi Ekonomi
Prabowo Siap Hadapi Krisis Global dengan Langkah Strategis
Presiden Prabowo Subianto, dengan visi yang jauh ke depan, telah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk menghadapi dampak negatif dari kebijakan tarif AS.
Salah satu langkah yang ditekankan adalah memperkuat kedaulatan ekonomi Indonesia melalui kebijakan hilirisasi dan memperluas kerjasama dengan negara-negara lainnya di Asia, Eropa, dan Timur Tengah.
Menurut Direktur Indonesia Political Review (IPR), Iwan Setiawan, langkah Prabowo sudah diprediksi jauh sebelumnya sebagai respons terhadap kemungkinan terjadinya perang dagang.
“Menurut saya, sudah diprediksi jauh-jauh hari oleh Presiden Prabowo Subianto akan segera terjadi. Buktinya, Prabowo sudah menyiapkan strategi ekonomi dan diplomasi yang memperkuat kedaulatan ekonomi dalam negeri, seperti dengan hilirisasi, memperkuat kemitraan dengan negara lain, mencetuskan Danantara agar investasi manufaktur tidak tergantung asing. Dengan fakta ini, artinya Prabowo sudah berpikir jauh ke depan,” jelas Iwan Setiawan dalam wawancaranya, Minggu (6/4).
Prabowo, melalui diplomasi aktif, berupaya mencari solusi jangka panjang yang dapat mengurangi ketergantungan pada pasar AS yang semakin proteksionis.
Pemerintah Indonesia juga sedang mempersiapkan kebijakan untuk melindungi sektor manufaktur dalam negeri dan membuka peluang pasar baru yang lebih stabil bagi eksportir Indonesia.
Gerak Cepat Prabowo Mendapat Apresiasi
Gerak cepat Presiden Prabowo dalam merespons kebijakan tarif AS mendapat apresiasi dari banyak pihak.
Iwan Setiawan memuji langkah Prabowo yang segera melakukan diplomasi dengan negara-negara lain, termasuk negara-negara ASEAN dan dunia, untuk mencari solusi alternatif pasar ekspor.
Usai pengumuman kebijakan tarif Trump, Prabowo langsung menghubungi beberapa pemimpin dunia, termasuk Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
“Patut kita apresiasi dan dukung. Negara-negara ini juga bisa diusahakan menjadi alternatif pasar ekspor yang lebih stabil dan tidak bergantung pada kebijakan proteksionis negara lain. Contohnya, Indonesia dapat meningkatkan kerja sama perdagangan dengan negara-negara di Asia, Eropa, dan Timur Tengah,” ucap Iwan Setiawan dalam keterangan kepada wartawan, Minggu (6/4).
Menurut Iwan, perang dagang ini juga menjadi ujian besar bagi Pemerintahan Prabowo-Gibran di tahun pertama kepemimpinan mereka. Namun demikian, Iwan menilai hal ini sudah diprediksi jauh-jauh hari oleh Prabowo.
“Buktinya, Prabowo sudah menyiapkan strategi ekonomi dan diplomasi yang memperkuat kedaulatan ekonomi dalam negeri, seperti dengan hilirisasi, memperkuat kemitraan dengan negara lain, mencetuskan Danantara agar investasi manufaktur tidak tergantung asing. Dengan fakta ini, artinya Prabowo sudah berpikir jauh ke depan,” jelasnya.
Baca juga: Prabowo Ketemu 6 Pemred di Hambalang, Bahas Tarif Impor Trump hingga Kekurangan Komunikasi Pejabat
Langkah Tegas Indonesia dalam Krisis Ekonomi Global
Dengan adanya kebijakan tarif AS ini, Indonesia bertekad untuk melindungi ekonomi domestik, termasuk dengan memperkuat kemitraan perdagangan di luar AS.
Pemerintah Indonesia juga berencana meningkatkan kerjasama ekonomi dengan negara-negara ASEAN, Asia, dan kawasan lainnya, mengurangi ketergantungan pada pasar ekspor yang bergantung pada kebijakan proteksionisme negara besar seperti AS.
Ke depannya, Indonesia diharapkan dapat lebih resilient terhadap ketidakpastian ekonomi global melalui kebijakan yang lebih strategis dan terfokus.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.