Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Iran Vs Israel

Iran, Rusia dan China Kumpul Bahas Nuklir, Jenderal AS Buat Pengakuan Terobosan IRGC

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmaeil Baghaei mengumumkan rencana pertemuan tripartit, Jenderal AS buat pengakuan terobosan nuklir iRGC

|
JPost
NUKLIR IRAN - Arsip foto Iran diam-diam makin mengintensifkan pengembangan dan uji coba program senjata nuklir menjelang serangan militer yang akan dilancarkannya ke Israel. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmaeil Baghaei mengumumkan rencana pertemuan tripartit, Jenderal AS buat pengakuan terobosan nuklir iRGC 

Cotton juga memperingatkan bahwa Iran memiliki persenjataan rudal balistik konvensional terbesar di kawasan tersebut, beberapa di antaranya digunakan dalam serangan terhadap Israel selama setahun terakhir.

Ia mengatakan Teheran terus menyebarkan senjata canggih ke kelompok proksi di seluruh Timur Tengah, yang memicu ketidakstabilan dan mengancam pasukan dan mitra AS.

Komentarnya muncul saat komunitas intelijen AS merilis penilaian ancaman tahunannya, yang menyuarakan kekhawatiran atas kemajuan nuklir Iran tetapi menyatakan bahwa Teheran saat ini tidak sedang mengembangkan senjata nuklir.

Namun, penilaian tersebut menegaskan bahwa waktu pemulihan Iran telah dipersingkat secara signifikan. Perkiraan sebelumnya oleh pejabat AS, termasuk mantan Menteri Luar Negeri Antony Blinken, memperkirakan jangka waktunya satu hingga dua minggu.

Sejak AS menarik diri dari perjanjian nuklir 2015 pada tahun 2018, Iran terus meningkatkan aktivitas pengayaannya.

Badan Tenaga Atom Internasional melaporkan bulan lalu bahwa Iran telah mempercepat produksi uranium yang diperkaya hingga kemurnian 60 persen — tingkat yang hampir mencapai 90 persen yang dibutuhkan untuk penggunaan senjata.

IAEA mengatakan Iran kini memiliki cukup uranium yang diperkaya 60 persen untuk memproduksi enam bom nuklir jika memutuskan untuk memperkaya lebih lanjut. Para ahli mengatakan mencapai pengayaan tingkat senjata dari titik ini dapat dilakukan dengan relatif cepat.

Iran berkeras program nuklirnya ditujukan untuk tujuan damai, tetapi dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah pejabat di Teheran telah mengisyaratkan bahwa negara itu mungkin mempertimbangkan kembali pendiriannya mengingat apa yang disebutnya sebagai meningkatnya ancaman militer.

Meskipun persediaan uranium Iran telah bertambah, para analis mencatat bahwa Iran masih kekurangan elemen-elemen penting yang dibutuhkan untuk melengkapi senjata nuklir.

Komponen kedua, yang dikenal sebagai fase "persenjataan", melibatkan perakitan bahan fisil menjadi hulu ledak yang berfungsi — sebuah proses yang membutuhkan teknologi canggih, keahlian teknik, dan komponen-komponen yang presisi.

Tahun lalu, media Israel melaporkan bahwa Iran telah berupaya memperoleh suku cadang untuk tahap ini, tetapi belum ada konfirmasi publik mengenai kemajuannya.

Setelah serangan Israel pada bulan Oktober, laporan mengatakan bahwa sebuah situs rahasia di Parchin, tempat Iran diduga mencoba menghidupkan kembali upaya persenjataan, telah rusak.

Sementara Teheran terus mengklaim tidak mempunyai niat untuk mengembangkan senjata nuklir, para pejabat Barat tetap skeptis karena kemampuan nuklir Iran terus berkembang.

(Tribunnews.com/ Chrysnha)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved