Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.138, Zelensky: Dubes AS Takut Kecam Rusia soal Serangan di Kryvyi Rih

Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.138. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kecewa karena Dubes AS takut mengecam Rusia soal serangan di Kryvyi Rih.

Kantor Presiden Ukraina
KECAM DUBES AS - Foto ini diambil dari laman Kepresidenan Ukraina pada Minggu (6/4/2025), memperlihatkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berpidato pada Sabtu (5/4/2025) dan mengecam Duta Besar AS Bridget Brink yang tidak menyebut kata 'Rusia' saat menyatakan keprihatinan atas serangan rudal yang membunuh 18 orang di Kryvyi Rih pada hari Jumat (4/4/2025). 

Zelensky memuji kemajuan nyata dalam diskusi tersebut bersama kepala staf pertahanan Inggris, Tony Radakin, dan mitranya dari Prancis, Thierry Burkhard.

"Kami telah membahas perincian pertama tentang bagaimana kontingen keamanan mitra dapat dikerahkan," kata Zelensky tanpa memberikan rincian, seperti diberitakan The Guardian.

Presiden Prancis Ungkap Isi Diskusi dengan Ukraina

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengungkap isi diskusi antara para pemimpin militer Prancis, Inggris dan Ukraina pada hari Sabtu.

Sebelumnya Macron dan Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, mempelopori upaya Eropa untuk mengirim apa yang mereka sebut "pasukan jaminan" ke Ukraina setelah perang berakhir.

"Kami melanjutkan diskusi tentang dukungan jangka panjang bagi rakyat Ukraina," kata Macron pada hari Sabtu. 

"Pertama, untuk tentara mereka, yang merupakan - dan akan tetap menjadi - garis pertahanan pertama mereka; dan kedua, tentang kemungkinan pasukan penenang, yang dikerahkan di belakang garis kontak untuk mencegah agresi Rusia yang baru," lanjutnya.

Sementara itu, Zelensky berterima kasih kepada Inggris dan Prancis atas kepemimpinan mereka.

AS 'Tak Sengaja' Usir Pengungsi Ukraina

Pemerintahan Trump telah meminta maaf setelah mengatakan mereka secara tidak sengaja memberi tahu beberapa pengungsi Ukraina yang melarikan diri dari invasi Rusia bahwa mereka perlu meninggalkan AS karena status hukum mereka sedang dicabut.

Sekitar 240.000 warga Ukraina telah ditempatkan di AS sebagai bagian dari program Uniting for Ukraine – atau U4U – yang diluncurkan selama masa jabatan presidensi Joe Biden. 

Namun, beberapa warga Ukraina yang telah ditempatkan menerima email minggu ini yang memberi tahu mereka, Departemen Keamanan Dalam Negeri AS akan mengakhiri perlindungan hukum mereka, menurut CBS News.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved