Konflik Palestina Vs Israel
Banyak Negara Diklaim Tertarik Terima Warga Gaza, Israel: 60 Persen Ingin Pindah
Pejabat senior Israel mengklaim, menurut jajak pendapat, 60 persen warga Gaza ingin pindah dari tanah Palestina itu.
TRIBUNNEWS.COM - Seorang pejabat senior Israel menyebut sudah ada banyak negara yang tertarik untuk menerima warga Palestina dari Jalur Gaza.
Dia menyampaikannya saat memberikan pengarahan kepada wartawan di tengah kunjungan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, ke Hungaria, Jumat (4/4/2025).
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, telah mengungkapkan usul pemindahan warga Palestina dari Gaza secara permanen.
Menurut pejabat itu, Israel sangat serius mempertimbangkannya dan sejumlah negara sudah tertarik menerima kedatangan warga Palestina.
"Negara-negara itu menginginkan sesuatu sebagai imbalan, tidak harus uang, tetapi juga persoalan strategis," kata dia, dikutip dari The Times of Israel.
Dia menyebut Israel ingin membebaskan sandera di Gaza dan melenyapkan Hamas.
"Ada kemungkinan migrasi besar-besaran."
Di samping itu, dia mengklaim jajak pendapat menunjukkan 60 persen dari 2 juta warga Gaza tertarik untuk meninggalkan tanah Palestina itu.

Pejabat itu menegaskan warga Gaza tidak akan dipaksa pindah. Meski demikian, para pengkritik menganggap rencana pemindahan itu sebagai upaya pembersihan etnis.
Rencana tersebut sudah dikritik oleh negara-negara Arab yang menolak permintaan Israel untuk menerima warga Gaza. Menurut negara Arab, warga Gaza harus tetap diizinkan hidup di tanah airnya. Pemindahan warga Gaza bisa memperluas konflik hingga ke perbatasan.
Israel belum mengumumkan apakah warga Palestina yang meninggalkan Gaza akan diizinkan untuk kembali.
Baca juga: PBB: Israel Ubah Dua Pertiga Wilayah Gaza Menjadi Zona Terlarang
Pejabat itu mengatakan Israel mungkin akan "mempertahanakan wilayah di Gaza" meski tidak tertarik menduduki Gaza secara permanen.
Menurut dia, Israel ingin mengontrol keamanan di Gaza dan melimpahkan kekuasaan atas Gaza kepada konsorsium negara-negara Arab. Konsorsium itu dipimpin oleh negara-negara Teluk hanyak akan mengurus Gaza hingga pemberitahuan selanjutnya.
Warga Palestina menolak pindah
Sejumlah warga Gaza mengungkapkan penolakannya untuk pergi keluar dari Gaza.
"Bahkan, meski itu akan merenggut nyawa kami, kami tidak akan meninggalkan Gaza," kata Mahmoud Bahjat, seorang warga Gaza, bulan Februari lalu ketika diwawancarai BBC.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.