Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Akhirnya Mengaku, Israel Sebut IDF Keliru Bunuh 15 Nakes di Gaza, Video Jadi Bukti

Video yang beredar membantah keterangan Israel mengenai pembunuhan belasan tenaga kesehatan di Jalur Gaza.

|
Penulis: Febri Prasetyo
Bulan Sabit Merah
NAKES DIBUNUH - Foto yang diambil dari Bulan Sabit Merah memperlihatkan tempat yang digunakan untuk mengubur belasan tenaga kesehatan yang dibunuh Israel pada bulan Maret 2025. 

TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) akhirnya mengakui para tentaranya membuat kesalahan karena membunuh lima belas tenaga kesehatan (nakes) di Jalur Gaza pada 23 Maret lalu.

Meski demikian, IDF mengklaim beberapa di antara nakes itu punya kaitan dengan kelompok Hamas.

Peristiwa pembunuhan itu terjadi di dekat Kota Rafah, Gaza selatan. Awalnya, konvoi ambulans Bulan Sabit Palestina (PRCS), sebuah mobil PBB, dan truk pemadam kebakaran dari Pertahanan Sipil Gaza ditembaki IDF.

BBC melaporkan Israel awalnya mengklaim IDF melepaskan tembakan konvoi itu mendekat dan "mencurigakan". Tidak ada sinar lampu depan di mobil.

Selain itu, Israel mengklaim pengerahan kendaraan itu belum dikoordinasi atau disetujui oleh IDF.

Akan tetapi, pernyataan Israel itu terbantahkan oleh rekaman dari ponsel salah satu nakes yang tewas. Rekaman tersebut memperlihatkan kendaraan-kendaraan itu memliki lampu. Para nakes menjawab panggilan untuk membantu korban luka.

Awalnya video tersebut dibagikan oleh media kenamaan asal Amerika Serikat (AS), The New York Times. Video itu memperlihatkan kendaraan melaju. Lalu, tanpa ada peringatan, kendaraan itu mulai ditembaki.

Video itu berdurasi sekitar 5 menit. Seorang nakes yang bernama Refat Radwan terdengar mengucapkan doa terakhirnya sebelum para tentara Israel mendekati kendaraan.

Adapun pada Sabtu kemarin, IDF menyampaikan pernyataan kepada wartawan. IDF mengklaim tentaranya sebelumnya menembaki satu mobil yang berisi tiga anggota Hamas.

Ketika ambulans mendekati tempat kejadian, pemantau dari udara menginformasikan kepada tentara bahwa konvoi kendaraan itu "melaju dengan mencurigakan".

Tatkala ambulans berhenti di samping mobil yang diduga berisi anggota Hamas itu, tentara Israel berasumsi mereka sedang terancam sehingga melepaskan tembakan. Padahal, tidak ada bukti satu pun nakes memegang senjata.

Baca juga: Banyak Negara Diklaim Tertarik Terima Warga Gaza, Israel: 60 Persen Ingin Pindah

Sebelumnya, Israel mengakui laporan mengenai kendaraan mendekat tanpa lampu itu tidak akurat. Laporan itu punya kaitan dengan pasukan yang terlibat penembakan.

Salah satu nakes yang selamat berkata kepada BBC, ambulans itu menyalakan lampu. Dia membantah rekan-rekannya punya kaitan dengan kelompok militan apa pun.

Video rekaman memperlihatkan ambulans diberi tanda dengan jelas. Di samping itu, para nakes mengenakan seragam yang memantulkan cahaya.

Pejabat Israel mengatakan jenazah 15 nakes itu dikubur di dalam pasir oleh tentara Israel untuk melindungi mereka dari hewan liar.

Keberadaan jenazah baru diketahu seminggu setelah peristiwa itu karena badan-badan internasional tidak bisa membuat perlintasan aman ke area itu. Saat tim bantuan menemukan jenazah, mereka juga mendapati ponsel Radwan yang berisi rekaman kejadian.

Beberapa laporan menyebutkan nakes sempat diborgol sebelum mereka tewas. Namun, pejabat militer Israel membantahnya dan mengatakan para korban tidak dieksekusi dari jarak dekat.

IDF berjanji akan menggelar penyelidikan menyeluruh untuk membuat terang kasus ini. Sementara itu, Bulan Sabit Merah dan organisai internasional lainnya meminta adanya penyelidikan independen.

Dikutip dari The Times of Israel, PBB mengatakan setidaknya sudah ada 1.060 nakes yang tewas di Gaza sejak perang di sana meletus tanggal 7 Oktober 2023.

Adapun penembakan terhadap nakes di atas terjadi lima hari setelah Israel kembali melancarkan serangan di Gaza.

Israel menolak melanjutkan gencatan senjata ke tahap kedua. Jika tahap dua terwujud, Israel akan menarik pasukannya dari Gaza, perang diakhiri, dan semua sandera dibebaskan.

Namun, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menolaknya. Dia menegaskan perang baru akan berakhir jika Hamas dilenyapkan.

Baca juga: PBB: Israel Ubah Dua Pertiga Wilayah Gaza Menjadi Zona Terlarang

Di sisi lain, Hamas menolak tawaran perpanjangan tahap pertama dengan syarat membebaskan sandera secara bertahap.

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved