Jumat, 3 Oktober 2025

Hadapi Perang Dagang, Haidar Alwi Minta Indonesia Siapkan Strategi Transformasi Ekonomi Nasional

Kebijakan tarif impor yang direncanakan akan diumumkan hari ini berpotensi mengguncang perdagangan global dan semakin memperkuat dominasi Dolar AS. 

HO/H. Alwi Care
PERANG DAGANG - Pendiri Haidar Alwi Care dan Haidar Alwi Institute, R Haidar Alwi. (HO/Haidar Alwi Care). 

“Kita harus mulai fokus pada industrialisasi dan hilirisasi. Jangan hanya mengekspor bahan mentah, tetapi juga produk jadi dengan nilai tambah yang lebih tinggi. Dengan begitu, kita bisa tetap kompetitif di pasar global, sekaligus mengurangi ketergantungan pada pasar tertentu,” jelas Haidar Alwi.

Lebih jauh lagi, Haidar Alwi menyarankan agar pemerintah mengambil langkah-langkah konkret dalam menghadapi gejolak ekonomi global, seperti meningkatkan investasi domestik dan asing. Menyederhanakan regulasi bagi investor agar lebih banyak modal masuk ke sektor-sektor strategis di dalam negeri.

Memperkuat industri manufaktur agar Indonesia mampu menghasilkan produk jadi yang memiliki daya saing tinggi di pasar internasional.

"Kebijakan Moneter yang Adaptif. Bank Indonesia harus lebih aktif dalam menjaga stabilitas rupiah melalui kebijakan yang fleksibel dan responsif," katanya. 

Memberikan insentif bagi pengembangan teknologi dan riset inovasi agar Indonesia memiliki daya saing yang lebih kuat di kancah global.

Menjalin kerja sama perdagangan yang lebih luas dengan negara-negara yang tidak terlalu terdampak kebijakan proteksionis AS.

Haidar Alwi menegaskan bahwa di balik tantangan yang dihadapi, ada peluang besar bagi Indonesia untuk bertransformasi menjadi negara dengan ekonomi yang lebih kuat dan mandiri. 

"Kita tidak boleh hanya terpaku pada ketakutan akan dampak negatif dari kebijakan Trump. Justru, ini adalah kesempatan bagi kita untuk membangun ketahanan ekonomi yang lebih solid,” ujar Haidar Alwi.

Salah satu peluang yang bisa dimanfaatkan adalah meningkatnya kebutuhan akan produk lokal sebagai akibat dari menurunnya impor barang dari luar negeri. 

“Jika barang impor menjadi lebih mahal akibat perang dagang, maka ini adalah momentum bagi industri lokal untuk mengambil alih pasar domestik. Dengan dorongan yang tepat dari pemerintah, sektor manufaktur kita bisa berkembang pesat,” pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved