Konflik Palestina Vs Israel
Israel Temukan Terowongan 1 Km dan Tempat Produksi Roket di Gaza, Warga Rafah Diminta Pergi
Militer Israel mengaku menemukan terowongan besar milik Hamas di Jalur Gaza. Panjang terowongan mencapai 1 kilometer.
Penulis:
Febri Prasetyo
Editor:
Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengaku menemukan terowongan besar milik Hamas di Jalur Gaza pada Senin (31/3/2025).
Menurut IDF, terowongan itu memiliki panjang satu kilometer dan menjadi bagian dari infrastruktur perang bawah tanah Hamas. Terowongan itu disebut belum ditemukan saat invasi Israel sebelumnya.
Lalu, terowongan tersebut dihancurkan oleh satuan zeni bernama Yahalom di bawah komando Divisi Ke-252 IDF.
Yedioth Ahronoth melaporkan, dalam operasi berbeda, pasukan Israel menemukan tempat produksi roket dan peluncur roket.
Militer Israel mengklaim sudah ada lebih dari 50 pejuang Hamas yang tewas dibunuh Divisi Ke-252.
Dalam beberapa hari terakhir Israel melanjutkan serangan di Gaza utara, termasuk di Beit Lahia. Kini IDF mengontrol Koridor Netzarim di Gaza tengah.
Senin kemarin IDF mengeluarkan perintah evakuasi terhadap warga Palestina di Rafah dan kota-kota terdekat di Gaza selatan. Perintah itu merupakan perintah terbesar sejak gencatan di Gaza berakhir.
Warga sipil diminta berpindah ke zona pantai di Al Mawasi. Militer Israel mengatakan saat ini belum ada rencana operasi militer berskala penuh di Rafah.
Korban tewas bertambah 42 orang, warga Rafah diminta pergi
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan setidaknya ada 42 warga Palestina yang tewas karena serangan Israel dalam 24 jam terakhir. Jumlah korban luka bertambah 183 orang.
Sudah ada 1.042 warga Palestina yang tewas sejak Israel kembali melancarkan serangan tanggal 18 Maret.
Baca juga: Eks Pilot Zionis Sebut Israel Sengaja Bunuh Warga Gaza, Termasuk Anak-anak: Didukung Negara Barat
Dikutip dari BBC, PBB mengatakan persediaan makanan dan obat-obatan di Gaza hampir habis karena Israel menghalangi pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza sejak 2 Maret.
Israel mulai melancarkan serangan besar di Rafah pada bulan Mei 2024. Saat ini sebagian besar Rafah telah hancur.
Meski demikian, ada puluhan ribu warga Palestina yang kembali ke Rafah saat gencatan senjata. Mereka mendapati rumah-rumah mereka telah hancur.
Saat operasi militer sebelumnya di Rafah, pasukan Israel mengontrol zona penyangga penting di sepanjang perbatasan dengan Mesir. Israel menolak menarik diri dari sana seperti yang ditetapkan dalam perjanjian gencatan.
Israel mengklaim pasukannya harus tetap di sana agar bisa mencegah senjata diselundupkan ke Gaza.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.